Acak

Pikirku melanglang buana.
Singgah ke sebuah sudut sempit.
Aku mencium wanginya. Nyaman. Hangat. Teduh.
Ada sebuah rasa menelusup. Pelan, namun terbaca olehku. Pasti.
Rasa yang selalu sama namun dalam kapasitas berbeda. Atau mungkin ia bagian dari lelah.

Pernahkah kalian mendengar irama hujan?
Aku nyaris tidak. Bahkan dulu tak pernah. Malah takut ketika hujan turun.
Memeluk si Princess Rabbit sambil duduk di depan pintu, berharap. Semoga tak banjir. :)
Kini hujan seperti menemani. Menari.
Seperti rintik malam kemarin, bahkan aku tak hirau dengannya, karena hujan kini sahabatku.
Sakit kepala bahkan mengalahkan iramanya. Namun aku masih bisa menikmati.
Harum tanah yang basah, kepulan asap gerobak gorengan, nyanyian kernet mobil,
Hujan yang penuh. Seperti isi kepalaku.

Pernahkah kalian menonton sebuah sinetron, atau film mungkin.
Aku bukan penyuka cerita horror.
Namun pernahkah cerita itu berkisah tentang si pemeran utama yang koma, kemudian ruhnya terpisah dengan jasad.
Lalu, si Ruh berjalan, menapaki kehidupan tanpa orang lain dapat melihatnya.
Sementara dia, menjadi penonton dari kehidupan orang-orang disekitarnya.
Mungkin…
Aku menjadi seperti itu. Penonton. Bukan pelakon. Entah apa rasanya atau bagaimana bisa?

Ada tangan yang begitu hangat. Senyum yang merekah. Rasa khawatir yang posesif.
Menemaniku. Mengusap punggungku..
Teh hangat. Kepulan asap dari rice cooker. Wangi. Lauk lezat menggoda. Bahkan sambal asin si adik.
(ternyata dia punya bakat memasak!) (tumben rajin!)
Hujan yang dingin.

Ingin menjadi egois. Tak perduli. Apatis sekalian.

Belakangan ini semua begitu menguras pikiran.
Kadang melewati pagi tanpa sempat berucap selamat pagi. Hanya sibuk menata si wajah. Jangan cemberut. Senyum. Namun rupanya isi kepala begitu penuh dengan tumpukan ini-itu.

Kini lelah itu tak membebani pundakku.
Namun menjadi seperti proses. Menikmatinya. Walau masih diiringi keluh kesah. Atau desahan nafas jengkel. Hujan yang begitu deras.
Menitipkan ribuan doa dan tangis yang ku tahan untuk si pemilik wajah keriput.
Mengendap. Dalam. Nyeri. Seperti baru saja kemarin terjadi.

Hanya aku dan hujan.
Juga lelah (baca: sakit) yang kau beri,

Office,
05.07.2011, 16:41

Comments

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri