Posts

Showing posts from August, 2011

First cuti

Akhirnya bisa ngerasain yang namanya cuti. Akibat persiapan back to campus yang ribetnya minta ampun!! Sebelum penyakit loadingku kambuh lagi, mohon maaf lahir batin ya... ^^ 24.08.2011, 16:09, Ramadhan #day24 cutiiiiiiiiiiiiiiiii........... libuuuuuuuuuuuuuur,,,,,,,,,,, lebaraaaaaaaaaannnnn :D

Our Best Mentor

Mohon maaf sebelumnya, nama diinisialkan... tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa kagum kami padamu pak... ^^ Kalo ingat beliau sebenarnya mengulang memori masa-masa bego' mengawali karier di perusahaan tercinta. Belajar dari nol. Benar-benar dari NOL. Bapak kami yang sabar mengajari dan ngomel-ngomel. haha :D Sebenarnya niat beliau untuk mendidik, namun kami-lah (terutama aku) yang merasa linglung dan puyeng. Apalagi keputusan ini-itu, edaran ini-itu, aturan ini-itu, sampai harus revisi makalah dan flowchart berkali-kali, konsultasi berkali-kali, diskusi sambil ngantuk... Padahal sebenarnya si bapak orangnya super kaku, gak bisa di ajak bercanda, apalagi rusuh model kami... huhuu... Menjelang beliau mutasi baru kemudian berasa kangennya. Si Bapak sempat bilang: "Nurul!! barapa hari ni singgah disini tarus!!" . Yah elah Pak... dulu kan juga ruanganku... :'( #berasagakdianggap Kaku-nya si Bapak muncul lagi pas pamitan pindah. Katanya: " beta seng suka mo pam

Bukber + Reuni_on ^^

Image
Kalah Narsis Rusuh sebelum foto2 Girls area ^^ korban ?? Nazaruddin dan antek2nya ?? :D gagal 1 gagal 2 pren neper day... hehe ^^ @ Rafika's home... 18.07.2011 Ramadhan #day18

Dialogue

Dia menghampiriku. Tersenyum. Kaku. Suasana yang kaku. “apa kabar?” “baik” jawabku “silent is gold? Kau yakini itu?” “tak selalu seperti itu” “lalu?” “kebiasaanmu yang banyak tanya itu belum berubah!” “jawab saja dulu” menatapku Suasana ini benar-benar kaku. “aku tak punya jawaban” “oh ya…? Bagaimana rasanya tak punya jawaban?” . Sinis. Diam. Menunduk. “masih ingin mendengarkanku? Diammu mungkin tak akan menyelesaikan masalah.” Memotong. “aku tak punya masalah!!” “dengarkanlah dulu…” menatapku tajam. “lihatlah kini, adakah kebaikan yang timbul dari diammu? Bisakah kamu mengerti bahwa kami, dia… menyayangimu” “aku tau…” “sekedar tau tak akan cukup!! Seharusnya kamu mengerti…mengertilah… kau membuat segalanya menjadi rumit. Dia bukan orang lain dihatimu” “maaf…” “bicaralah padanya…” Menatapnya. “aku tak tau harus memulai dari mana” “setidaknya kau berusaha. Tak hanya diam saja. Dia mengkhawatirkanmu. Tak ada balasan sms, tak juga telponnya kau angkat. Terlalu lama kau diam dek” Henin

tak punya jawaban

Image
Aku hanya tak punya jawaban. Bukan lari. Karena itu tak mungkin. Bukan tak ada. Aku hanya tak punya. Semoga kau mengerti. Suatu hari akan ku jelaskan. Akan!!

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Image
the book Baiklah. Ini bukan hobi baruku, namun sudah beberapa kali aku melakukannya. Menulis resensi atau lebih tepatnya menulis tentang hal-hal menarik tentang buku yang ku baca, tentang pelajaran yang ku ambil, tentang kisah yang berkaitan dengannya, tentang tokohnya, tentang alur ceritanya, tentang apa saja yang berkaitan dengan buku itu. Aku bukan penulis berbakat. Tentu saja. Namun aku menyadari, ternyata lebih mudah menulis daripada berbicara. Apalagi ditambah aku yang suka ciut nyali mendengar komentar negative orang lain. Uh! Mental kerupuk… ^^ Selamat pagi. Yang pasti aku menulis ini tidak saat pagi. Tapi buku yang kubaca kali ini memuat kalimat yang sama pada bab pertamanya. Selamat pagi. Untuk janji yang indah hari ini, untuk malam yang terlewati sebelumnya, untuk kisah dan harapan yang menggelayut diujung dedaunan. Tentang pagi bagiku. Kadang kala aku tak sempat mengucapkan selamat pagi. Sibuk dengan pikiranku yang melanglang buana. Menghembuskan nafas panjang mem

Si Merah

Si merah. Salah satu yang papa tinggalkan, salah satu yang begitu berkesan. Dan malam ini aku mengingatnya. Si kecil yang lucu dan manja. Yang selalu ke jenguk sebelum berangkat sekolah. Yang akan ku buatkan api unggun sebagai penghangat di malam hari. Yang senang jika lehernya ku elus. Manja. Yang senang bermain dan berlari-lari di halaman rumah. Yang akan merengek dimalam hari. Berteriak di jam 3 pagi. Membuat gaduh seisi rumah. Panik. Jangan sampai si merah tak mendapatkan yang ia mau. Haha, Aku rindu masa itu. :) Mama terbangun, dan akan membangunkanku ketika si merah sudah berteriak manja di depan rumah. Dia menunggu tepat didepan pintu. Menunggu sebotol kecil bubur hangat yang sudah dihaluskan dan agak cair. Makanan kesukaannya. Dia akan diam jika sudah selesai meminumnya. Lalu kembali tidur dekat api unggunnya dan esok malam melakukan lagi hal yang sama di jam 3 pagi. :) Aku terngiang masa itu. Kadang terasa menyebalkan. Namun ketika aku kehilangan si merah, a

Note's #3

Image
Last but not least.. Udah lama pengen ngepost, tapi entah kenapa baru nyadar kalo post-an-nya cuma sampe di FB doang... hehe ^^ 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ~ Tere Liye' Aku menghela nafas panjang. Tanganku pelan menyentuh kaca yang berembun. Dingin seketika menyergap ujung jari, mengalir ke telapak tangan, melalui pergelangan, menerobos siku, bahu, kemudian tiba di hatiku. Membekukan seluruh perasaan. Mengkristalkan semua keinginan. Malam ini, semua cerita harus usai. Seperti menemukan bagian yang hilang dalam kehidupan kami. Entahlah. Saat itu aku berpikir. Berdoa. Semoga dia menjadi bagian dalam hidup kami. Dan sungguh Tuhan, aku tidak tau apakah itu kabar baik atau buruk, ternyata Engkau mendengarnya. Kebaikan itu seperti pesawat terbang, Tania. Jendela-jendela bergetar, layar teve bergoyang, telepon genggam terinduksi saat pesawat itu lewat. Kebaikan merambat tanpa mengenal batas. Bagai garpu tala yang beresonansi, kebaikan menyebarkan dengan ce

Note's #2

Kalo yang ini lebih jadul lagi.. 'Ketika Cinta...' Cinta… Membuatmu tersenyum sendiri. Membuatmu menangis haru. Membuatmu memerah malu. Ia datang tanpa permisi… Mengetuk hati setiap insan… tanpa terkecuali! Si miskin yang benar-benar tak punya, Bahkan si penjahat yang bejat sekalipun! Cinta… Menjagamu tetap memiliki rasa, Memiliki senyum, Memiliki fitrahmu sebagai manusia biasa, Yang tak bisa menghindar dari kekuatannya. Cinta… Begitu abstraknya ia… Ketika cinta datang, Ia akan menyentuhmu dengan kelembutannya, Menyapamu dengan kasih sayang, Menegurmu dengan senyuman, Ia masuk ke sela hatimu yang terdalam, Hingga begitu sulit untuk keluar… Cinta… Ia tak kan salah dalam memilih. Memilih dia untuk menjaga dan membimbingmu, Memilih dia yang akan menjadi imammu, Memilih dia yang akan kau lihat setiap pagi. Dia yang akan bersamamu dalam surga. Dunia dan akhiratmu… Cinta… Tercipta abadi dari Sang Maha Cinta… Hingga nanti saat ia tiba, “Biarl

Note's #1

Obrak-abrik Note's FB Ini yang ku temukan diantara belasan notes yang cukup bikin rusuh... haha :D 'Romansa Dialog Hati' Kami hanya berdua. Sambil duduk dan menggantungkan kaki di atas jembatan. Ujung kaki yang menyentuh riak-riak air laut. Sejuk. Aku selalu menyukai suasana ini. Apalagi bersamanya. Dimulai dengan bertanya kabar. Yah. Aku baik. Sangat baik malah. Tersenyum. Kembali memandang laut yang menampilkan lukisan senja. “sejak kapan kamu menyukai senja?” “entah… mungkin sejak kamu juga menyukainya…” Tersenyum (lagi). “aneh” “apa?” “menyenangi lautan namun tak bisa berenang..” (mengerutkan kening) “memangnya menyenangi lautan harus bisa berenang” (terbahak) “lemot..” “daripada kamu! Kebanyakan nanya!” “dan aku suka mendengar semua jawabanmu..” Hening. Untuk sekian detik menikmati kembali senja yang memerah. Semerah hatiku. “mengapa tak pernah memberi kabar?” “mengapa tak pernah bertanya? Bukankah itu hobimu!” “hanya ingin membiarkanmu merinduka

(bukan) tukang ojek !

Pagi... Seperti biasanya bersiap-siap menuju kantor. Pamit mama yang kayaknya masih pengen tidur sebentar. Lirik jam tangan 08.30 (kebiasaan buruk! telaaaaat...!!) Dan... Clingak-clinguk nyari ojek.. Nyetopin bapak-bapak yang umurnya sekitar 60-an. Pake jaket kulit warna hitam dengan helm lengkap. "tempat speedboat ya pak...!" Sepanjang perjalanan nyanyi lagunya Mas Daniel Bedingfield ~ If You're Not The One I don't know life so far away But I know that its just a trip We'll make it through And I hope you are the one I share my life with And I wish that you could be the one I die with And I'm praying you're the one I've build my home with I hope I love you all my life I don't wanna run away but I can't take it, I don't understand If I'm not made for you then why does my heart tell me that I am Is there any way that I can stay in your arms? 'Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away

Abu-abu

Kali ini semuanya serba mellow. Entah. Lebih mudah menulis ketika hati dihujani yang serba mellow. Bukan menangis tersedu, hanya sebuah rasa yang singgah dan berwarna abu-abu.. Bila esok tak lagi sama? Adakah jauh lebih baik dari hari ini? Mungkin benar hanya sepihak! Tapi, akan adakah keputusan lebih baik bila kita membicarakannya terlebih dahulu? Siapa yang memulai? Dan kapan? Mengapa kemudian si hati yang tersenyum ketir? Dan bukan kepalsuan jika kemudian minoritas dari kami berucap: "sudah saatnya pergi..." Ya! Hanya minoritas kami yang tak mau bablas dengan akhir yang kosong. Percayalah sobat! Kebanyakan hanya tersandung cinta bukan jatuh (MT) Tak kemudian aku menjadi benar dan bijaksana. No, i'm not a wise person. Tapi aku adalah pemimpi ulung yang akan menempatkan diriku pada posisi yang sama denganmu. Tak sama persis, namun aku cukup tau. Ketika hati dihujani jutaan rasa. Kagum, lalu rindu ,, hingga abu-abu,,, Someday you just wanna cry Duh Rabb

Sometimes it’s too rain..

Sejak kapan aku menyukai hujan?? Ng.. mungkin sejak seorang sahabat (baca: musuh besar ) mengenalkanku pada hujan. Terlebih lagi ketika Bang Tere pernah menyinggung sebuah kalimat: “Orang yang membenci hujan adalah orang yang tak pernah membaca kitab-Nya”. No.. dulu aku bukan membenci hujan, tapi hanya panik tak beralasan. Aku takut kebanjiran. Apalagi bila hujan diiringi melodi petir dan geledek. Tambah ciutlah nyali ku. Bila malam tiba dan hujan turun seperti itu, maka aku akan terbangun dan mengendap-ngendap ke kamar mama-papa, tidur di bawah kaki mereka. ;) Cuaca kota kelahiranku tercinta, Ambon. Sejak Mei kemarin sepertinya hujan enggan berhenti, maka aku pun melanglang buana bersamanya. Hujan yang ritmis, hujan yang penuh, gerimis, rintik, hujan yang menari-nari. Bersama deadline yang sepertinya enggan menepi. Sometimes it’s too rain. Aku ditemani sisa-sisa hati, rindu yang tiba-tiba menyapa. Ngilu. Mellow. Perlahan. Kemudian terbentuk sebuah warna abu-abu. Kemana aku? Mu

Keep Fight !!

Image
Belajar lagi. Hidup tak semudah itu kan?? Walau aturan mainnya sederhana saja. Apa yang kamu lakukan akan ada konsekuensinya. Baik. Buruk. Tanpa kecuali. Jika berpikir hanya dengan meminta (saja) semua hal akan kamu dapatkan, maka alangkah gampangnya hidup macam itu. Siapapun mau! Tanpa perlu susah payah. Tanpa perlu memecah keringat. #db Ramadhan #Day2 02.08.2011