Posts

Showing posts from February, 2013

Love, in the same way...

Image
Berapa skor Barca vs Real tadi pagi? Yipp... 1 - 3 buat kemenangan Real. Sebelumnya? AC Milan vs Barca. 2 - 0 buat kemenangan AC Milan. Sok tau deh ya kalo bahas topik yang satu ini. Mana judulnya gak nyambung pula -____-' FYI: i'm not Barca haters. Sebaliknya, gini-gini gue juga Barca Angel.. whehe... Sejarahnya bisa suka Barca gara-gara 3 makhluk luar angkasa yang kebetulan menyamar jadi kakak-kakak saya yang kebetulan semuanya nyamar jadi cowok. Beh.. ngelas pula.. seingat saya waktu gandrung sama Barca itu taon 2006 jauh sebelum zaman insaf! Dikarenakan Kakak no.1 ngefans sama Chelsea dan berdua yang sisa itu fansnya Barca. 2 lawan 1. Ya saya pilih yang menang dong! Haha, mana ngerti sama permainan. Pokoknya yang penting menanglah. Sejak itu jadi suka sama Barca. Walau gak up to date terus sama infonya, paling tidak, saya tetep dan selalu ngefans sama Barca. Termasuk di saat-saat seperti ini. :'( #apasih :D Termasuk juga punya mimpi bisa nonton LIVE di Camp Nou.

Plan - Planning - Planned

Manusia yang berencana, tapi Tuhan yang berkehendak Kau tau rasanya? Ketika kalimat tanya itu kau utarakan. Rasanya bunga-bunga ditaman bermekaran semua walau lagi tak musim semi... *permisalan yang kolot :D Tapi saya, kami, kaum perempuan, sangat pandai mengalihkan perhatian, termasuk menjawab dengan "ala kadarnya" Lalu semua "kegilaan" ini kita rencanakan juga dengan cara yang "gila". Kau tau rasanya? Sepertinya kita berdua memang tau kemana seharusnya semua ini bermuara. Dan rasanya tak salah bila tetap bergantung pada-Nya. Biarkan Dia yang menjaganya. Biarkan dia yang menemani setiap langkah menuju kita. Ya! Kita. Tak lagi aku saja, kamu saja. :') And I do. Yes, I do. Untuk semua rencana baik Saat ini, besok, lusa, tahun ini, bahkan tahun depan.... Aula lt.5 #jalandiponegoronomordua 18:27, 22.02.2013 Second day IHT Malcolm Baldrige, Menunggu nasi goreng as dinner :D

Kapan Kita Berhenti?

Berhenti untuk jadi baik. Berhenti untuk memikirkan orang lain. Berhenti untuk bilang iya. Berhenti untuk bilang bisa. Berhenti untuk perduli. Berhenti untuk beristirahat sejenak. Menenangkan pikiran. Atau paling tidak memulai dunia kita sendiri. Kapan kita akan berhenti? Kata seorang sahabat: Berhentilah ketika kaki telah menapak surga-Nya... amiiin.. keep on spirit *terutama diri sendiri

Senyum

Image
Pic form here :) Ayo senyum. Senyum. Senyum. Senyum. Senyum itu sedekah. Senyum itu ibadah. Asal gak kebanyakan senyum, atau senyum-senyum sendirian ;)

Langit kota kami, hari ini

Image
Pelangi, Aurora, Rainbow fire. Silahkan simpulkan sendiri, saya gak ahli sains walau cinta mati sama matematik dan sering berantem sama geometri... :D Subhanallah. Seumur-umur rasanya baru sekali nonton LIVE fenomena barusan. Banyak yang kagum, eh... tapi ada juga yang jadi merinding seram. Saya masuk golongan yang pertama. Lebih memilih husnuzhon sama Allah. Sedang Pak Supir tampaknya rada-rada panik sama fenomena barusan. "Itu tanda-tanda tu Nona. Dong ada biking seng bae". Saya hanya menjawab seadanya, dan apakah harus separno itu? Sekali lagi. Husnuzhon saja ya.. Berprasangka baik sama Allah. Di hari yang baik, tempat yang baik, dan langit yang baik ;) Jadi ingat kalimat Al-Hikam semalam: Dunia itu gelap, dengan kebesaran-Nya lah ia tampak. Ketika kita tak mampu melihat kebesaran-Nya, maka mungkin saja kita sedang dalam kegelapan. Wallahu'alam... :) *ini beberapa fotonya, hasil copas dari beberapa teman :) makasih buat semua foto yang rela say

Listen. Listener. #2

This is part 2. Saya mencoba menghilangkan diri sejenak, pada saat yang bersamaan ketika ternyata saya juga butuh untuk didengarkan. Ngomong sama tembok saja Nu! Saat rindu begitu menyesak. Saat menangis rasanya melegakan. Bukankah selalu begitu? Saat ku kira air mata dapat terkuras habis dan diam adalah pilihan terakhir. Dan tentu saja konsekuen dengan semua tanggung jawab! Face it Nu! Don't run (again)!! Saat Kak Ama dengan baik hatinya berkata: "kakak gak marah" Aih kak, maaf buatmu pusing kesekian kali. Dan untuk kembali menjadi listener, mungkin saya butuh waktu beberapa saat lagi. I'll call you dear. but not now. Mengertilah. :)
Time will answer everything.

Sejarahnya 'Noey Hikari'

Nurul, Noey Hikari itu sejarahnya gimana ? Judulnya sok ngartis banget! haha Di akte lahir nama saya NURULDIAN ISMAIL. Tanpa spasi diantara NURUL dan DIAN. Tapi kata mama sebenarnya harus ada spasi. Tapi ya sudahlah. NURUL (spasi) DIAN sudah terlanjur jadi NURULDIAN (tanpa spasi). Nama Penggilan: Biasanya dipanggil Nona (berhubung saya pernah menjabat sebagai anak perempuan satu-satunya dan bungsu pula selama 7 tahun). Biasanya dipanggil Nurul, hanya ada beberapa orang yang memanggil Dian. Salah satunya wali kelas saya waktu kelas 2 SD. Ibu Sihasale. Bahkan ada yang lebih lengkap lagi, Indra, sahabat SD saya yang memanggil dengan keduanya: Nuruldian. Lalu ada lagi yang memanggil saya dengan Ul, Nu, dan Nuwe. Nuwe inilah yang kemudian dijadikan Noey oleh oknum bernama Pak Iswandi di Absen pagi saya. Hikari, itu pemberian dari seorang sahabat tercinta yang blognya jadi langganan saya... Gak perlu link kali ya... ntar juga yang bersangkutan nongol sendiri :D Hikari dari bahasa Jep

Kuch Kuch Hota Hai

Image
Saya juga gak tau kenapa tiba-tiba ingin membahas pokok bahasan yang satu ini. Mungkin karena terprovokasi kalimat Ms. Imbiciles di blognya. Kenapa bukan Aman? Dan seandainya Tina tidak mati, apakah Rahul akan menyadari cinta seorang Anjali? Pertama, Ini hanya cerita fiktif. Terjadi di dunia nyata? Who knows! Sayangnya kehidupan disekeliling saya tidak serumit itu. Kedua, Seandainya Tina tidak mati? Anjali akhirnya bersama Aman? Dan seterusnya… Maka cerita fiktif ini tak lagi menarik bukan? Atau dari sisi perfilman, tak lagi menjual. Sepertinya! Tapi Kakang Sahrukh tetep menarik kok #eh Ketiga, Bukankah kisah cinta ini cukup adil? Rahul mendapatkan cintanya kepada Tina, and vice versa with Tina. Anjali? Pada akhir cerita juga memiliki cintanya, Rahul. Aman? Aman tetap bahagia karena Anjali akhirnya bersama Rahul. Fair enough, isn’t it? Keempat, Jika masih tak adil juga untuk seorang Aman, paling tidak ia bukan pengenut principio de Romeo-Juliet.

#disappear

Image

so miss you dad !

Image

but you chose to go!

Akhirnya kita berdebat. Atau sebut saja berbincang kalau tak ingin mengkonotasikannnya dengan negatif. Berbincang tentang hal yang sudah lama ingin ku katakan namun tertahan. Berbincang tentang pilihan-pilihan yang menurutku jalan pintas-lah yang menjadi pilihanmu. Marahkah? Itu pertanyaanmu. Ku ulangi lagi: tidak!! Tapi aku benci pilihanmu. Seandainya kamu adalah orang lain. Orang yang tak pernah aku kenal sebelumnya. Aku berharap aku lupa. Aku berharap aku tak mengenalmu, dan kalau perlu tak perlu mengkonfirmasinya. Sampai hati? Bagaimana dengan hatimu? Pernahkah bertanya apakah kamu sudah jauh lebih baik kini dengan apa yang kamu pilih, kamu jalani? Mungkin jalanku sudah begini. Itu katamu. Tapi buatku selalu ada jalan yang lebih baik. Andai kamu tau. Andai kamu menggunakan hatimu untuk menjalaninya. Andai! Andai! Andai! Aku marah? Anggap saja begitu. Kau jauh lebih tau tentang salah dan benar itu! kau akan membacanya? bahkan aku berharap begitu. Jauh lebih banyak yang

Sukuisme, iyakah?

Ini sebenarnya hasil diskusi atau mungkin perdebatan kecil yang sifatnya hanya sekedar becandaan dengan seseorang yang tak bisa ku sebutkan namanya. Gak penting juga kali ya.. hehe Inti perdebatannya: setiap orang akan tetap lebih cinta pada tanah lahirnya. Gak salah kan? Sejauh apapun kaki pernah berpijak, tetap rindu pada rumah juga. Ambon Manise. Serunyam apapun kondisinya atau menurutku kerunyaman itulah yang menahanku untuk tetap berada disini. Bukan! Bukan tak ingin melihat dunia luar, justru ingin sekali. Tapi inginku adalah membangun tanah lahirku sendiri. Sambil menjelajah seantero isi bumi, as much as possible. Dan tentang apakah ada seseorang yang mau menemaniku menggenapkan kegilaan ini? Lauh mahfudz-ku sudah tertulis rapi ;) Suku-isme? Aku rasa tidak!  Yang aku tau, itu tentang cinta saja :p
Hai D, Apa Kabar? :')

Melihat Allah Dalam Penderitaan

Katanya Cang Haji:  “Makanya, kalau engga kepengen kita melihat, mengenal dan mendekati-Nya dalam kesusahan, buru-buru sekarang kita melihat, mengenal dan mendekati-Nya. Artinya, pas kaya, cepet-cepet ingat Dia, benahi kelakuan, jangan sombong, jangan zalim. Pas sehat, cepet-cepet menegakkan punggung buat shalat, cepat-cepat merelakan dahi untuk sujud. Supaya tidak disadarkan dengan penyakit. Pas mampu, buru-buru dah kita inget-inget ama yang kagak mampu. Dengan begini, kita tidak perlu dicabut kesenangan kita, kekayaan kita. Soalnya Allah menganggap, tidak perlu membuat kita susah, membuat kita jatuh miskin, atau membuat kita sakit yang berlebihan. Toh, tanpa ‘diingatkan’ Allah, kita udeh inget Dia duluan.” Copas from here ...
yang ditinggalkan dan yang meninggalkan. lebih sering berada di pihak yang mana? kalau nampaknya menjadi pihak yang ditinggalkan begitu rumit. lalu bagaimana rasanya ketika menjadi pihak yang meninggalkan? 
Dearest nek… ngana pe kabar bagimana? Haha bagaimana rasanya hari ini? Hari terakhir menikmati 23. Masih betah sendiri? Lu banget! *gue juga Aih! Apa tak bimbang menuju angka berikutnya? Eh, wajar kan kalau berpikir ke sana? Bukankah siklus hidup memang begitu. Lahir, kanak-kanak, beranjak dewasa, menikah, punya anak, menuju tua, lalu mati. Serem amat yang terakhir tuh… Any plan in this 24 th ? Sudah ketemu pangerannya? Masih kesasar? Atau ketinggalan kompas di daerah bernama Buli? someone that you think it will be nice if you can spend the rest of your life with him. Any plan this year? Paling tidak menghabiskan waktu dalam dunia keartisan ini dengan menikmati sejenak keagungan-Nya. Alone or with close friends, sebelum kemana-mana harus izin suami dulu… :D Itu lagi.. itu lagi… *back to topic Bagaimana rasanya 23? …