Posts

Showing posts from 2016

Who am I? Why i'm here?

Yang saya tau hari ini akan berlalu dan semuanya akan selesai. All iz well. Yang saya tau, Allah memberikan ujian sesuai kesanggupan hamba-Nya, meski saya selalu merasa tidak sangup. Yang saya tau, saya belajar bersyukur, meski selalu mengeluh pada awalnya. Yang saya tau, pundak saya sanggup menahan bebannya, meski sebelumnya ia terguncang dengan menangis sendirian. Yang saya tau, pundak itu sering saya tepuk-tepuk sendirian sambil berujar "kamu sudah melakukan yang terbaik Nu" Yang saya tau, saya akan baik-baik saja selama ada Allah dan kalian. Terutama kamu. di tengah-tengah assessmen KPKU Sudah sampai mana perjalananmu?

Getting Old

"Kapan?" Hingga saya pun bosan dengan pertanyaan ini. Kadang dijawab seenaknya. Kadang dengan bercanda. Kadang sepenuh hati. Seringnya baper. Ingin bilang kalau seandainya saya punya jawaban yang pasti akan saya sampaikan dengan percaya diri. *lupakan* Apa bedanya masih 26 dan sebentar lagi 30? Masih 26 artinya berasa muda. Dan hampir 30 artinya berasa tua. Belakangan saya berada pada golongan yang kedua. Dulunya saya selalu di golongan pertama. Merasa usia hanyalah bilangan angka tak berarti. Walau pada akhirnya melihat kaki-kaki kecil berlari dan memakai seragam SD membuyarkan segalanya, I'm getting old. I am OLD *nyegir* Bukan karena tuntutan pertanyaan "kapan?" yang menjadi beban, tetapi menyadari keriput dan garis mata menghitam menyerang  bahwa tahun-tahun telah terlewati dengan begitu cepat tanpa ada banyak kenangan berarti. Mungkin. Ketika merasa melewatkan banyak hal. Kehilangan banyak hal. Melupakan banyak hal. Mengendapkan banyak hal. Meme

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu ~Sapardi Djoko Damono Telah Juni dan sedang hujan. Sudah sampai mana perjalananmu?

Belajar tertawa

Aku belajar pada mereka yang tertawa. Mereka memilih menertawakan masalah sebelum masalah menertawakan mereka. Karena saat itu masalah mampu menghilangkan tawa mereka. Mereka memilih menitipkan masalah melalui doa-doa. Karena doa-doa selalu melapangkan jalan keluar saat masalah sepertinya tak punya celah untuk keluar. Mereka memilih berbaik sangka pada masalah. Meski tentunya itu sulit. Karena dengan berbaik sangka mereka akan lebih mudah mengambil pelajaran dan bersyukur. Mereka memilih menjalani kesibukan-kesibukan. Sepi ditengah keramaian. Berbincang dengan angin tentang diri sendiri. Me time . Karena dengan begitu masalah akan lebih mudah dipahami dari sisi yang berbeda. Mereka memilih banyak ber muhasabah diri. Karena mungkin masalah adalah ajang ujian untuk naik kelas keimanan. Lalu mereka menjadi orang-orang yang banyak menebar tawa, banyak bersujud, banyak bersyukur, banyak ber tafakkur , banyak ber muhasabah . Aku belajar pada mereka yang seperti itu. Bukan

Lelaki Oktober pada Mei

Image
Ada seorang lelaki. Aku jatuh cinta padanya. Pada lebih dan kurangnya. Pada baik dan buruknya. Meski di mata orang lain dia bukanlah siapa-siapa, bagiku dia lelaki hebat yang begitu berharga. Aku mencintainya. Berkali-kali jatuh cinta padanya. Dan hari ini aku begitu merindukannya. Melebihi rinduku pada pada hari-hari sebelumnya. Ada seorang lelaki. Meski kini dia tak lagi ku temui dalam raga, aku tetap jatuh cinta padanya. Cinta pertama. Dan masih terus mencintainya. Sepenuh rindu dari anakmu yang kau beri nama dengan cahaya. Semoga aku menjadi cahaya untukmu kelak. hanya ingin bilang kalau hari ini cerah Pa :')

suatu hari nanti

Berjanjilah Nu... akan baik-baik saja. Setelah semua ini selesai, setelah semua hutang ini lunas, setelah kamu, dan aku cukup berani menantang badai. Kita akan pergi berdua saja. Melanglang buana, melihat dunia, menatap langit, lalu bersyukur yang banyak. Bahwa hidup masih mengizinkanmu menapak mimpi. Selamat berjuang :') hingga lusa kita bertemu lagi, teruslah baik-baik saja. Aku akan selalu menyemat namamu dalam doa.

Perjalanan

Perjalanan menyimpan rahasia-rahasia. Di perjalanan akan terkenang kesedihan-kesedihan. Akan teringat kebahagiaan-kebahagiaan. Akan ditemui impian-impian. Sementara rumah menyimpan kelegaan. Perjalanan kali ini banyak melintas tentangmu. Mungkin karena kamu memiliki semua itu dalam perjalananku. Kesedihan, kebahagiaan, dan impian. Lalu aku memilih memeluknya untuk segera pulang.

lelaki oktober pada februari

Belum jua oktober. Tapi aku merindukanmu lebih awal. Mungkin karena begitu banyak hal yang terlewat. Kaki-kaki mungil yang kini dapat berlarian mengelilingi rumah. Ocehan-ocehan yang dulu tak bermakna kini bisa ku ajak bicara. Lebih-lebih ketika mimpi terajut satu-satu. Semoga kau bangga melihatku berdiri sekarang. Meski masih goyah. Meski sesekali aku ingin berhenti.