Posts

Showing posts from 2015

tanpa pihak ketiga

Akan sia-sia kalau perasaan ini hanya melibatkan aku saja. Dan akan terlalu rumit jika melibatkan kita berdua. Bagaimana kalau kulibatkan Dia sebagai pihak kedua, aku dan kamu sebagai pihak pertama (atau bisa juga sebaliknya). Maka semua perasaan ini akan menjadi amat sederhana. Iya kan? Yang pasti urusan ini tak perlu melibatkan pihak ketiga. 
Hidup tak selalu bisa kamu prediksi. Hari ini kamu bercita-cita menjadi apa. Besok lusa kamu ternyata menjadi yang lain. Hari ini kamu ingin bagaimana. Besok lusa kamu malah melakukan yang lain. Jadi harus bagaimana? Jangan tanya padaku. Aku sendiri masih sampai pada tahap belajar yang selalu mendapat nilai "D". Aku tak lulus-lulus ujian. Yang aku tau saat itu dan hingga saat ini, aku sedang tak punya pilihan. Aku hanya sedang menjalani apa yang ditawarkan. Aku nikmati? Ya... kadang-kadang... Aku syukuri? Jika maksudmu adalah tanpa mengeluh, maka aku kira aku bukan orang yang cukup bersyukur... Lalu mengapa tak pergi? Aku ingin belajar, sebanyak yang aku bisa. Aku ingin bertahan, sesanggup yang aku bisa. Aku ingin tinggal, selama yang aku bisa. Aku ingin bersamamu, meski itu artinya aku harus menyerah pada mimpi-mimpiku sendiri. Mengapa? Karena apa yang menjadi mimpimu adalah mimpi terbesarku. Tak sebanding dengan mimpi-mimpiku sendiri. Maukah kamu menemani per

Alasan

Aku kira aku hanya butuh tambahan alasan. Maka telah ku siapkan seribu alasan untuk tinggal. Tapi nyatanya aku masih ingin pergi. Lalu kusiapkan lagi seribu alasan lain. Nyatanya kutemukan seribusatu alasan untuk tetap pergi. Bahkan jika kulakukan seribu kali hal yang sama maka mungkin hasilnya akan tetap sama. Aku ingin pergi! Bagaimana caranya Ra? Bagaimana caranya agar aku bisa betah sepertimu? Apa alasanmu untuk tetap tinggal disini? Ada jeda yang cukup lama sebelum kamu berkata: Aku tak punya alasan untuk tinggal. Aku hanya ingin tinggal. Meski mungkin berat. Meski mungkin lebih banyak yang harus dikorbankan. Meski mungkin bosan, jenuh, lelah, bahkan muak. Aku akan tetap tinggal, tak akan kemana-mana. Aku tak pernah punya alasan untuk tetap tinggal. Aku hanya punya keinginan untuk tinggal. Bahkan jika suatu hari tak tersisa apapun kecuali setitik harapan, maka aku akan tetap tinggal. Dan mungkin kamu hanya perlu untuk seperti itu, sebuah keinginan untuk tinggal, Nu. Bukan

Lelaki Oktober

Padamu kata-kataku habis. Aku rindu.

Pinta

Jika mimpimu tak mampu membuatmu semakin dekat dengan Allah, maka mungkin mimpimu tak sebesar itu. Sebuah nasehat. Lupa dari siapa

Hujan Bulan Juni. Sebuah Novel

Image
Karena nungguin dia nongol di Toko Buku di Ambon itu kayak nungguin kamu... #eh nb: terpaksa pesan onlen sebelum mati penasaran

Dekat.

Image
Aku merasa kamu dekat. Tiba-tiba. Sudah sampai mana perjalananmu? Paris, Prancis. Pic by Hujan Semesta

Takut.

Image
Denmark. Pic by Hujan Semesta Aku takut menyebut namamu dalam doa. Rasanya candala. Takut jika aku patah. Gumpalan-gumpalan perasaan itu selalu ku sebut sebagai kagum. Hanya kagum. Pada sifat dan sikapmu. Juga cintamu pada-Nya. Sementara itu, cintaku pada-Nya ku bangun tertatih. Jatuh. Bangkit. Jatuh. Lalu bangkit lagi. Aku selalu berharap kelak bersama dia yang dapat menopang cintaku pada-Nya. Diakah kamu? Aku tak pernah tau. Belum saatku untuk tau. Aku yakin bahwa ada dia yang tertulis namanya di lauh mahfudz -ku. Seseorang yang tertakdir melengkapi sisa perjalanan duniaku, dan membersamaiku di jannah -Nya kelak. Diakah kamu? Asaku ku luruh sebatas kagum. Jika kelak tertakdir kita, akan ada pertemuan yang indah. Aku percaya. Jika dia bukanlah kamu, semoga warna yang ku diamkan bukanlah pekat yang mengerubungi hati. Bukan pula racun yang menenggelamkan cinta hakiki. Biar aku lebih banyak belajar. Menunggu adalah bagian dari per
Lampu-lampu jalan. Temaram. Malam. Rindu. Pulang.

Musim gugur

Di negeri kami tak ada musin gugur. Namun dahan-dahan meranggas, menggugurkan daunnya. Mungkin karena pohon-pohon sudah tua. Para pembersih jalan dengan baju dan peralatan seadanya, satu-satu menyapu daun yang berserak. Bertaruh dengan peluh dan terik. Barangkali karena kita lupa dengan petuah lama. Kaya miskin adalah tentang materi, tetapi sederhana adalah sikap. Dua hal yang tak bisa disandingkan seenak jidat. Di negeri kami memang tak ada musin gugur. Namun dahan-dahan meranggas, menggugurkan daunnya. Mungkin karena pohon-pohon bosan menjadi teduh yang tak di anggap.
Bolehkah aku meminta dia? Bolehkah aku menyebut namanya pada pinta?

#NulisRandom2015 #4 #30harimenulishujan #Day4

Hujan Pertama di Bulan Juni Kamu hanya perlu menikmatinya. Menutup mata sembari mengikuti irama tariannya. Meresapi dalam dalam nyanyiannya. Bila akhirnya hatimu gerimis bersama gerimisnya. Bila akhirnya pelupuk matamu basah bersama derasnya.. Larutlah. Tengadahkan tangan dan biarkan rintiknya menempus telapak. Berbisik tentang rindu yang sesak, tentang mimpi yang mengendap. Lalu seolah sedang memutar ulang cerita-cerita tentang kenangan. Gigabyte yang sama. Langit yang sama. Biru-abu-abu yang sama. Hujan yang sama. Jika suatu hari kita bersua dan kamu bertanya mengapa aku tak pernah lupa, maka inilah jawaban yang aku punya. Karena aku tak pernah belajar tentang melupakan. Aku hanya belajar tentang melepaskan. Dua hal yang berbeda yang mungkin tak pernah kamu mengerti, karena kamu... pada hari tu... menjadi yang dilepaskan...  Aku tak ingin lupa, karena dengan mengingatmu adalah caraku merindukanmu. Aku belajar menikmati sepenggal duniaku tanpamu.  Aku memeluk semua

#NulisRandom2015 #3

Mungkin karena mimpi bukan tentang aku saja. Tapi tentang mereka yang ku sebut rumah. Tempat pulang. Tempat bersandar. Tempat rindu yang tak berkesudahan.

#NulisRandom2015 #2

Siang kemarin aku bermimpi. Aku menangis, memelukmu, kita memutuskan untuk saling melepaskan (entah siapa yang dilepaskan). Lalu aku pergi. Lalu aku melanjutkan hidup. Lalu aku kembali suatu hari, bahagia melihatmu bahagia. Semua itu dalam mimpi. Malam berikutnya Mama bertanya.  "dia?" Aku tak lagi mengelak.  "pernah" . Hanya itu jawabku. Masih bolehkah aku bertanya satu hal... Seberapa yakinkah kau saat itu?

#NulisRandom 2015 #1

Bertahanlah sebagaimana langit, karena ia tetap berada pada tempatnya dan menjadi tempat bergantung awan, petir, hingga bintang-bintang ~ Kurniawan Gunadi Ceritanya sajak #langit ini permintaan 'khusus' waktu beli Buku Hujan Matahari karya Mas Gun. Agak speechless ternyata Mas Gun mau-mau saja meladeni permintaan aneh ini.  Hehe.. *terimakasih. Bukunya keren abis* Sajak ini sebenarnya malah bikin saya banyak merenung, ngangguk-ngangguk sendiri dan menyadari banyak hal. Langit bukan hanya tempat yang indah-indah bernanung. Hujan, matahari, pelangi, awan, bintang, bulan, aurora..... tapi juga petir. Ya. Petir. Yang menggelegar kala hujan dan bikin saya ciut nyali semasa kecil. Si petir bergantung pada langit... Petir.... bergantung... pada langit.... Sampai saat ini saya kehabisan kata. Mungkin masih belum mengerti. Jika petir bergantung pada langit, lalu langit harus bagaimana?

#NulisRandom2015

Izinkanlah saya membersihkan sarang laba-laba di Blog ini. Well... setidaknya 30 hari kedepan Langit Semesta punya cerita lagi. Meski tetap absurd juga.. Haha Start today... Welcome June. Baik-baik sama saya ya...^^

Because I Miss You ~ Jung Yong Hwa

늘 똑같은 하늘에 늘 같은 하루 neul ttokgateun haneure neul gateun haru 그대가 없는 것 말고는 달라진 게 없는데 geudaega eomneun geot malgoneun dallajin ge eomneunde 난 웃고만 싶은데 다 잊은 듯이 nan utgoman sipeunde da ijeun deusi 아무일 아는 듯 그렇게 amuil aneun deut geureoke 웃으면 살고픈데 useumyeon salgopeunde 그리워 그리워서 그대가 그리워서 geuriwo geuriwoseo geudaega geuriwoseo 매일 난 혼자서만 그대를 부르고 불러봐요 maeil nan honjaseoman geudaereul bureugo bulleobwayo 보고파 보고파서 그대가 보고파서 bogopa bogopaseo geudaega bogopaseo 이제 난 습관처럼 그대 이름만 부르네요 ije nan seupgwancheoreom geudae ireumman bureuneyo 오늘도 oneuldo 난 보낸줄 알았죠 다 남김없이 nan bonaenjul aratjyo da namgimeobsi 아니죠 아니죠 난 아직 그대를 못 보냈죠 anijyo anijyo nan ajik geudaereul mot bonaetjyo 그리워 그리워서 그대가 그리워서 geuriwo geuriwoseo geudaega geuriwoseo 매일 난 혼자서만 그대를 부르고 불러봐요 maeil nan honjaseoman geudaereul bureugo bulleobwayo 보고파 보고파서 그대가 보고파서 bogopa bogopaseo geudaega bogopaseo 이제 난 습관처럼 그대 이름만 부르네요 ije nan seupgwancheoreom geudae ireumman bureuneyo 오늘도 oneuldo 하루하루가 죽을 것만 같은 어떻게 해야 해요 haruharuga jugeul geotman gateun
Aku rindu padamu. Rindu jalan-jalan panjang. Rindu sepi. Rindu dedaunan gugur. Rindu malam-malam senyap. Rindu obrolan di pinggir pantai. Rindu lelah dan selonjoran di aula kosong. Rindu nyaman. Rindu pulang. Rindu... hanya rindu. Tak lebih.

to: Wink

dan saat semuanya tak tertahankan, aku punya kau. kau punya aku. dan padanya yang kita anggap rumah untuk pulang ~ Wink hai wink..... aku masih punya kamu kan?
Aku tak tau ingin menulis apa. Sepertinya sudah habis ceritaku. Kamu telah tau tentang semuanya. Bahkan bila hanya diamku. Apa kabar?