Posts

Showing posts from April, 2013

Poligami

Image
Ho..ho.. Pokok bahasan yang satu ini sensitifnya luar biasa. *ngajak berantem* Waktu dibahas di kelas kemarin juga hasilnya begitu. Mau yang sudah nikah, mau yang belum nikah, hebohnya ngalahin suara orang sekampung. Sementara kaum Adam di kelas cuma bisa diem-diem ngangguk. Haha :D Yang berani menimpali cuma Pak Dosen, Om Ical, Om Is, Pokoknya yang sudah diakui ke'senior'an-nya di kelas. Selebihnya, kalem aja ya.. daripada kena semprot juga.. ;) Bismillah.. QS An-Nisaa,4: 3 Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.  (QS An-Nisaa,4 :3) Ilmu saya belum sampai sini, tapi tak ada salahnya bila kita lihat sisi poligami d

janji-janji kebaikan

Bismillah. Kemarin. Menjelang azan magrib berkumandang. Gadis kecil berumur sekitar 10-12 tahun masih lantang berteriak. Meneriakkan nama kue yang ia jajakan. Yang saya tau, tiap pagi ia juga melakukan hal yang sama. Melihat si gadis kecil, saya jadi ingat masa kecil dulu, kurang lebih sama seperti itu, nenek yang akan menggoreng pisang dan saya dengan riangnya akan menjajakan ke seluruh pelosok negeri Wayame. Hehe.. Ya... bakalan riang kalau semua pisang goreng saya laku sebelum dijual tanpa harus teriak-teriak lagi, dan akan cepet lelah kalau ternyata rezeki kami belum semeriah rizki kemarin. Dan nenek akan dengan ramahnya meminta saya istirahat saja. ;) So miss u nek.. :* Semoga Allah menempatkanmu di tempat-Nya yang terbaik. *Back to topic. Setiap orang punya jalur rizkinya masing-masing. Well. Saat itu juga saya merasa jadi hamba yang terlalu banyak mengeluh. Apalagi melihat tumpukan laporan Senin kemarin. Uh! #ditimpukberkas Maka setiap hamba sudah sepatutnya berusaha. J
Image
Untuk adik-adikku yang manis. Hai dek. Apa kabar? Haduh.. padahal baru saja kemarin kita bersama seharian full. Tapi aku sudah kangen kalian lagi. :’) Ingin sekali banyak bercerita pada kalian.. Tapi setiap kali bertemu, aku-lah yang kalian jadikan tempat bertanya ini-itu, dari yang paling kritis, atau sekedar bertanya tugas sekolah. Pundakku-lah yang kalian jadikan tempat bersandar ketika duduk bersama. Tanganku-lah yang kalian rangkul ketika berjalan. Aku-lah pendengar kalian yang paling cerewet memarahi kegilaan kalian lalu kemudian menertawakannya. Dan aku-lah yang kalian panggil kakak bukan? Yah.. kalian-lah yang membuat hidupku jadi remaja lagi. Hehe, padahal kalian tau umurku tak pantas untuk bertingkah gila, namun rasanya tak asik kalau harus senyum standar tanpa cekikikan :’D Tawa kalian-lah yang kujadikan tempat bersandar. Rasanya semua lelah jadi hilang seketika. Semua masalah bertemu jalan keluarnya. Semua persoalan bertemu jawabannya. Rasanya senin me

Apakah masih ada manfaatnya?

Oleh : Cahyadi Takariawan “Seminar ini tidak mengubah apa-apa”, kata seorang wanita peserta Seminar Nasional yang digelar Lemhannas RI tadi pagi (09/11/2010). “Ada, walaupun sedikit”, jawab Kombes Pol Suko Raharjo yang menjadi mitra bicaranya. Saya sering mendengar ungkapan seperti itu. Ungkapan keputusasaan, kegelisahan, kekecewaan, dan tiada harapan. John Rambo pe rnah mengucapkan kalimat seperti itu kepada rombongan misionaris gereja di bawah pimpinan Michael Burnet dan Sarah Miller, yang akan berangkat ke Myanmar. “Kamu tidak akan mengubah apapun”, kata Rambo. Namun para misionaris tetap berkeyakinan ada yang bisa mereka perbuat di Myanmar. Tapi ini terjadi di film Rambo IV. Dalam kehidupan keseharian di tanah air kita, terlalu banyak kekecewaan dan keputusasaan masyarakat menghadapi realitas yang sulit berubah. Sikap apatis muncul dari kondisi seperti ini, sehingga banyak corak praktis dan pragmatis yang mewarnai pola hidup masyarakat. Dalam Pemilihan Umum untuk Anggota Legislatif

Negeri Lucu

Negeri ini semakin hari semakin lucu. Ada saja kisahnya. Anak menuntut ibu di pengadilan. Remaja gak bisa ikut UN karena dikeluarkan dari sekolah karena menghamili pacarnya. Dan tak ketinggalan, telur (yang dianggap) ajaib karena bentuknya yang gak memenuhi syarat sebagai telur. Yah... semua keajaiban itu akhirnya jadi lucu. Semakin lucu ketika Tuhan gak lagi eksis dalam kehidupan. Sekedar simbol pembeda antara hewan dan manusia yang (katanya) punya agama. Hm... Begitukah?

Membawa kakiku berlari menjauh.. Namun hatiku tertinggal di sana..

Aku tak merasa kalah dlm perjuangan ini. Aku hanya merasa lelah yg teramat sangat. Setelah mengurung diriku dlm tribulasi yg tak pernah berhenti. Aku seperti tertusuk duri yg tak tahu seberapa dlm meninggalkan luka perih. Menikmati sakitnya, hingga tak bida lgkubedakan mana tangis, mana tawa...dua2nya telah menjadi sat u dlm butiran nelangsa... Terbata dlm kata... Tertatih dlm jejaknya...dan tersia-sia dlm rekah bahagia... Aku mungkin belum kalah, tp yg pasti aku mulai merasa jenuh. Membawa kakiku berlari menjauh dr "koloni" itu... Namun kutemukan, ternyata hatiku berkhianat! Bagaimana mungkin aku bisa menjauh? Sedang derap perjuangan ini seperti darah yg mengaliri nadiku Seperti oksigen yg mengisi paru-paruku.. Dapatkah kau bayangkan ragaku tanpa darah? Dapatkah kau bayangkan metabolisme tubuhku tanpa oksigen? Mustahil...ya...mustahil. Langkah mungkin menjauh... Tapi yg pasti, hatiku tertinggal "disana"... Mungkin saatnya aku berpikir ulang tentan

MATEMATIKA DA’WAH

Ini katanya: Da’wah itu kayak matematika yang penuh dengan angka-angka, apabila kita bisa mengotak-atik angka-angka itu dengan baik maka kita akan senang dengan angka-angka itu, tapi kalo kita gak bisa/ gak usaha pasti akan merasa bosan, bukan hanya bosan, lihat angkanya aja udah gak minat. Haha :D Ketahuan banget yang nulis bukan dari dunia matematika. Ampun ya mbah... Da’wah itu menyenangkan, se-menyenangkan belajar matematika. Da’wah itu rumit. Riwehnya minta ampun, makanya yang mau terjun ke dunia dakwah juga sedikit, sesedikit penikmat matematika. Identitas pelaku matematika itu pake kacamata, killer, dan rada-rada menyeramkan. Identitas pelaku dakwah itu jilbab-an, sarung-an, nah, yang beda, mereka gak killer apalagi menyeramkan. Bisa juga melucu. Tapi pada tempat dan sesuai kadarnya toh... Ye.. gak percaya? Tak kenal maka ta’aruf-lah... biar bisa cinta sama mereka ^^ Da’wah itu mampu me-luar-biasa-kan yang biasa. Se-luar-biasa rumus-an geometri. Matematika i

Sebuah Tema

Jika cinta dalam diammu itu tak memiliki kesempatan  berbicara didunia nyata, biarkan ia tetap diam.. karena  Allah punya rencana terbaik untukmu.. jika dia bukan  milikmu, maka Allah akan menghapus cinta dalam diammu  itu dengan memberi rasa yang lebih indah dengan orang yang lebih  tepat.. Jadi, biarkan cinta diammu itu menjadi memori tersendiri disudut hatimu & manjadi rahasia antara kau  dengan Sang Pemilik hatimu. :') Sebuah tema,  sebuah hasil copasan. Here !