Posts

Showing posts from 2010

AL IKHWAN

Bismillahirrahmainirrahim… “kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada ALLAH… “ (3:110) Wangi cat dari gedung yang baru direhab. Setelah bertahun menjadi saksi perjalanan ratusan mahasiswa yang dinaunginya. Setelah bertahun digerus hujan, tertimpa panas, angin yang tak bersahabat. Menapaki beberapa sudut jalan yang sama. Ditemani pohon kecil yang sengaja ditanam untuk melindungi dari terik. Padahal sewaktu pertama kali ditanam seolah enggan tumbuh dan tetap ‘kekeuh’ dengan batangnya yang tak berdaun. Kini, ia menepuk dada bangga karena bisa menaungi setiap yang lewat disampingnya? Namun, untuk siapa? Toh yang lewat tak perduli, apalagi berterima kasih!. Sudut dejavu. Tempat yang ku lewati ribuan kali setahun lalu. Masih sama jua. Di lantai 2. Tempat yang selalu ku rindu. Tempat yang ketika aku tersungkur sujud yang terbayang adalah disini. Tempat teduh. Yang menjadi tujuan saat tak tau

JAKARTA AND THE STORY BEHIND

Jakarta… Hanya untuk para telaten, ulet, pekerja. Jika ingin malas maka akan tergilas. Jakarta, tidakkah kau jenuh menampung segala ingin penghunimu. Yang banyak ingin ini itu. Tidakkah kau merasa sudah seperti boneka yang dimainkan ‘anak kecil’ ? Seperti nenek tua berwajah keriput. Seperti tempat pembuangan yang kotor… “Mari Membangun Jakarta” Membangun apanya? Memangnya Jakarta masih kuat menampung inginmu? Kalau sampai ada slogan yang sama didaerahku, akan ku katakan : “Buat apa di bangun? Memangnya mau jadi seperti Jakarta? Sudahlah! Aku sudah cukup dengan macetnya, dengan gedung tingginya, dengan polusinya. Jangan tambah lagi! Bisa-bisa aku juga jenuh dengan tempat lahirku sendiri…” Jakarta… Bagaimana para pelancong desa mengira akan hidup lebih baik jika berada ditempatmu? Hidup baik macam apa? Ah, entah apa yang terlintas dalam pikiran mereka. Yang pasti aku melihatmu yang jenuh, yang keriput, yang penat, yang kusut, yang lelah dengan tingkah para penghunimu. Dan selalu saja ka

review 9 tahun.....

Sejenak kembali ke masa 9 tahun silam… Pagi itu semua masih terlihat biasa. Pukul 3 dini hari saat melaksanakan rutinitas harian. Asalkan anak-anaknya tetap bisa sekolah dan makan. Dapur beralas tanah, berdinding dan berjendela kayu. Untuk pagi yang biasa itu, maka semua akan terlihat seperti biasa. Pukul 6 kurang. Saat berangkat menuju pasar membawa tumpukan jualan yang siap diedarkan. Berharap hari ini bisa laku keras. Jum’at cerah. Namun sakit hari itu membuatku tidak berangkat sekolah dan terbangun saat mendengar suara teriakan nenek. Ada apa? Maka jum’at itu berjalan cepat. Terjatuh di kamar mandi, lalu ia di papah ke kamar. Lesu. Lemas. Bisu. Wajah keriputnya. Tubuh ringkiknya. Senyumnya yang tetap hangat walau miring. Miris. Bahkan makanpun harus di suapi. Kaku. Sekilas aku mengintip di balik tirai kamar. Dia sedang disuapi bubur oleh mama yang meninggalkan jualan yang masih setengah di pasar. Sempat terlihat dia melirik dan tersenyum (senyum akhir) padaku. Segera saja ku t

Tempat Teduh

Bismillahirrahmainirrahim… “kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada ALLAH… “ (3:110) Wangi cat dari gedung yang baru direhab. Setelah bertahun menjadi saksi perjalanan ratusan mahasiswa yang dinaunginya. Setelah bertahun digerus hujan, tertimpa panas, angin yang tak bersahabat. Menapaki beberapa sudut jalan yang sama. Ditemani pohon kecil yang sengaja ditanam untuk melindungi dari terik. Padahal sewaktu pertama kali ditanam seolah enggan tumbuh dan tetap ‘kekeuh’ dengan batangnya yang tak berdaun. Kini, ia menepuk dada bangga karena bisa menaungi setiap yang lewat disampingnya? Namun, untuk siapa? Toh yang lewat tak perduli, apalagi berterima kasih!. Sudut dejavu. Tempat yang ku lewati ribuan kali setahun lalu. Masih sama jua. Di lantai 2. Tempat yang selalu ku rindu. Tempat yang ketika aku tersungkur sujud yang terbayang adalah disini. Tempat teduh. Yang menjadi tujuan saat tak tau

55 : 13

Seperti pemutaran film di bioskop, namun semua berjalan lambat. Dan nyata! Yah! Memang nyata, pemuataran film ‘masa lalu’. Saat aku meniti jalan baru. Menghentikan mimpi-mimpi yang pernah coba ku rintis, sambil mulai merajut mimpi-mimpi baru,,,,, bahkan ocehan ‘bapak’ di depan tak lagi menjadi perhatianku. Ingin sekali ku lihat wajah 24 orang di sekelilingku. Sahabat (juga keluarga ke-2) yang merintis mimpi ini bersama. Ini awal atau akhir?? Akhir dari sebuah perjuangan. Penantian panjang. Do’a yang tiada henti. Sujud pada bulanMu yang indah dan malam menjelang pagi selama ini. .. ‘maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?’ (55:13) Begitu mendengung nada indah itu. Aku rindu.... Inilah awal. Awal dari sebuah pelajaran berharga lagi. Awal dari sebuah proses panjang.. hm... mungkin 36 tahun kedepan. Pengabdian yg tak pendek tentunya!! Masih sedikit yang ku tau. Sangat !! Lalu?? Film itu masih berputar jua. Masih lamakah? Di sela gelak tawa dan senyum yang mengemba

catatan hati seorang wanita

By Sitra Dewi Elka Friday, September 17, 2010 at 12:32pm Catatan hati seorang wanita, Dapatkah aku menyebut diri sebagai seorang wanita? Ataukah aku hanya gadis ringkih yang terkontaminasi dunia? Menjadi perempuan mungkin mudah, tapi tidak dengan menjadi wanita Kamilah yang paling tahu tentang kehidupan, Kamilah yang paling ahli dalam menyembunyikan perasaan, Kamilah yang paling mengerti arti sebuah harapan, Karena kamilah yang paling sering menanti, menangis, dan mengharap. Feminis? Tidak juga. Hanya sedikit keluh. Kesah. Dan mungkin sedikit gelisah. Feminis? Oh, untuk apa? Bahkan disaat tertentu, aku benci menjadi wanita. Aku benci dengan asa yang terus melesap. Hilang. Hampir tak berbekas. Aku benci dengan senyum getir menahan desakan air mata. Aku benci dengan sikap manis disaat hati sedang ingin berontak. Aku benci dengan tanggung jawab besar yang tak bisa hilang dari pundakku, sekeras apa aku menyapunya pergi. Inilah kami, yang selalu berharap tapi pada saat

LUCU_YA ???

Lucu ya, uang Rp 20,000an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepakbola. Lucu ya, betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaranfilm di bioskop. Lucu ya, susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman. Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya. Lucu ya, susah banget baca Al-Quran 1 lembar saja, tapi novel best-seller 100 halaman pun habis dilalap. Lucu ya, orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar. Lucu ya, kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu

Muslimah, sebuah puisi...yang menggugah jiwa

Image
Saat kau lelah tak berdaya karena usaha yang gagal, Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha.. Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita, Allah telah menghitung tangismu.. Saat kau rasa hidupmu tak menentu dan waktu terus meninggalkanmu, Allah menunggu bersamamu.. Ketika kau kesepian dan kawanmu telah terlalu sibuk meski hanya tuk menelpon, Allah berada disisimu.. Saat kau telah mencoba segala sesuatu dan tak tahu harus berbuat apa, Allah memiliki jawabannya.. Saat tiba-tiba hidupmu lebih cerah dan kau temukan secercah harapan, Allah telah berbisik kepadamu.. Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri, Allah telah memberkatimu.. Saat kegembiraan datang dan kau terasa terpesona, Allah tersenyum kepadamu.. Ketika kau punya cita-cita dan mimpi tuk diwujudkan, Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu.. from: http://myquran.com/forum/entry.php/165-Muslimah-sebuah-puisi...yang-menggugah-jiwa-)

Mukena_Lusuh

Mukena itu sudah tak berwarna putih cerah lagi. Apalagi malam Ramadhan itu (juga malam-malam saat Ramadhan sebelumnya) rasanya ia tak layak disandingkan. Warna pudarnya tak mampu menyaingi warna mereka yang begitu cerah. Merah, kuning, hijau, biru, ungu, jingga… Tapi ia tetap setia menemani sang hamba tersungkur dalam sujud dan do’a panjang selama 10 tahun ini. Semenjak mukena itu kebesaran hingga rasanya sudah sesak untuk dipakai. Tapi tetap saja mukena itu setia dari Ramadhan ke Ramadhan selanjutnya lagi, menemani sang hamba menegakkan fardhuNYA. Mengusap air mata sang hamba ketika menangis tersedu dalam malam-malam yang panjang. Mukena lusuh tak jua lelah. Sementara sang hamba meminta iman dan islam yang tak berkesudahan… “bukankah surgaNYA tak DIA beri karena mukenamu, tapi karena yang kamu lakukan dengan mukenamu…” Daarun Na’im, menjelang tarawih, 22.08.2010 *instrumental do'aku_Hadad Alwi

.B.I.N.G.K.A.I.

Image
Dian berdiri di atas panggung megah itu. Sejenak semua yang hadir terdiam. Semua mata tertuju padanya sekarang. Dug…dug… jantungnya berdegup kencang lagi., ternyata penyakit demam panggungnya belum juga teratasi. “assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..” Suaranya tercekat. Dian menelan ludah. Entah apa yang akan ia ucapkan. Toh, ia hanya dijadikan “tumbal” oleh sahabat-sahabatnya. “lagian cuma sepatah dua kata koq Yan. Dikit aja kan?”. Ali memulai duluan. “semangat pagi , sekian dan terima kasih. Tuh juga udah…m…m… enam kata…”. Septi nyengir sambil menghitung jumlah katanya. “ayolah Yan… tolonglah sahabat-sahabatmu ini. Kamu kan jagonya ngomong di depan kelas. ..” “haha… iya! Waktu kamu presentasi semuanya pada tidur!!” “eh, aku gak tidur koq!”. Ewi membantah. “iya Wi, kamu gak tidur tapi maen liank’liank!” “bukan liank-liank tapi strong holder…” “Bukan…bukan…! Tutup botol!” “haha :D…” “mending aku daripada kamu Nis, NARSIS! Foto-foto sendirian di belakang. !” “l

_all about us_

Image
Sheila On 7 - Sebuah Kisah Klasik (Untuk Masa Depan) Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali Kita berbincang tentang memori di masa itu Peluk tubuhku usapkan juga air mataku Kita terharu seakan tidak bertemu lagi Bersenang-senanglah Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan Bersenang-senanglah Kar'na waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua Sampai jumpa kawanku S'moga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan Sampai jumpa kawanku S'moga kita selalu Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan Bersenang-senanglah Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan Di hari nanti... Mungkin diriku masih ingin bersama kalian Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian

ADM_XV

Image
Peter Pan – Semua Tentang Kita waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita akan tiada lagi kini tawamu tuk hapuskan semua sepi di hati ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala ada cerita tentang masa yang indah saat kita berduka, saat kita tertawa teringat di saat kita tertawa bersama CERITAKAN SEMUA TENTANG KITA repeat reff :)

Kerendahan Hati_Taufik Ismail

Image
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin Yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, Yang tumbuh di tepi danau Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang Memperkuat tanggul pinggiran jalan Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya Jadilah saja jalan kecil, Tetapi jalan setapak yang Membawa orang ke mata air Tidaklah semua menjadi kapten Tentu harus ada awak kapalnya… Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi Rendahnya nilai dirimu Jadilah saja dirimu…. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

when i miss u...

Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke siang dan Engkau masukkan siang ke malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab. (3:26-27) Ya ALLAH, sesungguhnya Engkau Mengetahui hati-hati ini berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Teguhkanlah Ya ALLAH, ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati tersebut dengan cahaya-Mu yang tidak pernah hilang. Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman kepada-