JAKARTA AND THE STORY BEHIND

Jakarta…
Hanya untuk para telaten, ulet, pekerja. Jika ingin malas maka akan tergilas.
Jakarta, tidakkah kau jenuh menampung segala ingin penghunimu. Yang banyak ingin ini itu. Tidakkah kau merasa sudah seperti boneka yang dimainkan ‘anak kecil’ ?
Seperti nenek tua berwajah keriput.
Seperti tempat pembuangan yang kotor…

“Mari Membangun Jakarta”
Membangun apanya? Memangnya Jakarta masih kuat menampung inginmu?
Kalau sampai ada slogan yang sama didaerahku, akan ku katakan : “Buat apa di bangun? Memangnya mau jadi seperti Jakarta?
Sudahlah! Aku sudah cukup dengan macetnya, dengan gedung tingginya, dengan polusinya. Jangan tambah lagi! Bisa-bisa aku juga jenuh dengan tempat lahirku sendiri…”

Jakarta…
Bagaimana para pelancong desa mengira akan hidup lebih baik jika berada ditempatmu?
Hidup baik macam apa?
Ah, entah apa yang terlintas dalam pikiran mereka.
Yang pasti aku melihatmu yang jenuh, yang keriput, yang penat, yang kusut, yang lelah dengan tingkah para penghunimu. Dan selalu saja kau turuti. Andai mereka sadar, alangkah baiknya dirimu untuk memenuhi segala ingin mereka…

Jakarta…
Mempertemukanku dengan ba(ng)_jaj. :)
Dialah yang akhirnya membuatku tersenyum saat jenuh berada di tengah-tengah Jakarta.
Bersamanya aku merasakan getaran hingga semalam suntuk. :)
Bersamanya aku mengagumi sisi lain Jakarta.
Wow! Berulang kali ku berkata begitu saat bersama ba(ng)_jaj.
Walau ia terlihat jelek bahkan dianggap biang kotor.
Walau ia terlihat si buruk rupa diantara gagahnya mereka disekeliling.
Walau ia begitu tak dikagumi dan dianggap bagian tak terpisah dari si miskin...
Tapi dialah si baik hati. Yang mengijinkan dan menjadi sarana untuk para pekerja keras mencari penghidupan.
Ba(ng)_jaj, semoga saat aku kembali lagi, engkau tetap ada untuk sekedar memberiku senyum bagi Jakarta yang penat.
Ba(ng)_jaj… cinta pertamaku di Jakarta :). Hanya Ba(ng)_jaj alasan aku kembali ke Jakarta dengan senyum merekah.
Ba(ng)_jaj yang membuatku tak bisa melupakan Jakarta.
Ba(ng)_jaj… ai lop yu pul dah… :) :) :)

Jakarta…
Entah apa kata dunia tentangmu.
Ingin sekali aku bertanya tentang dirimu.
Tidakkah kau jenuh dengan keadaanmu?
Tidakkah kau terlalu baik untuk menyediakan semua ingin (serakah) penghunimu?

Jakarta…
Andai kau bisa sedikit saja bicara, apa yang akan kau katakan pada para penghunimu?
Adakah kau marah?
Adakah kau kecewa?
Ataukah kau akan tetap diam?
Atau mungkin kau akan berkata : “aku menyayangi penghuniku. Biar saja aku rusak. Biar saja aku penuh. Biar saja aku kotor. Biar saja aku penat. Biar saja aku kusut. Biar saja aku keriput. Apabila semua ingin penghuniku terpenuhi ambisinya, terpenuhi inginnya. Maka aku bangga menjadi bagian dari segala yang mereka capai, walau aku menjadi tempat yang (mulai) tak nyaman!”

Jakarta…
Andai saja para ambisi_us itu tau kau menyayangi mereka...
Dan satu hal yang ku sadari kemudian, Jakarta tak mengenal kata “PENUH” !

*teruntuk Ibukota Negeri tercinta…

-H.I.K.A.R.I-
Auditorium Lt.3 PLN Kantor Pusat, 19.10.2010, 13:09
Semoga mereka menyayangimu seperti kau menyayangi mereka
Jakarta… :)

Comments

  1. Hahaha, kenangan bertiga ul, ba(ng) jaj bersama pak muchsin ye?? heheh :D
    kangen p muchsin :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri