55 : 13

Seperti pemutaran film di bioskop, namun semua berjalan lambat. Dan nyata!
Yah! Memang nyata, pemuataran film ‘masa lalu’. Saat aku meniti jalan baru. Menghentikan mimpi-mimpi yang pernah coba ku rintis, sambil mulai merajut mimpi-mimpi baru,,,,, bahkan ocehan ‘bapak’ di depan tak lagi menjadi perhatianku. Ingin sekali ku lihat wajah 24 orang di sekelilingku. Sahabat (juga keluarga ke-2) yang merintis mimpi ini bersama.

Ini awal atau akhir??

Akhir dari sebuah perjuangan. Penantian panjang. Do’a yang tiada henti. Sujud pada bulanMu yang indah dan malam menjelang pagi selama ini. ..

‘maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?’ (55:13)

Begitu mendengung nada indah itu. Aku rindu....
Inilah awal. Awal dari sebuah pelajaran berharga lagi. Awal dari sebuah proses panjang.. hm... mungkin 36 tahun kedepan. Pengabdian yg tak pendek tentunya!!

Masih sedikit yang ku tau. Sangat !!
Lalu??

Film itu masih berputar jua. Masih lamakah? Di sela gelak tawa dan senyum yang mengembang. Menguap sudah semua lelah itu. Jenuh itu. Tak bersisa.
Padahal baru kemarin aku mengeluh.
’aku ingin menghilang! Sejenak! Kemana saja! Asal jangan disini! Sekedar merenung, me-muhasabahi diri yg semakin kering’.

Siapa sangka hari ini akan tiba?
Hampir setahun lalu saat aku menerima kabar ’kelulusanku’. Aku menangis. Mengingat banyak hal yg akan ku tinggalkan. Banyak yg telah ku perjuangkan dengan susah payah! 2 tahun! Cukup untuk membuatku ’gerah’ menerima kelulusan ini.

Aku menyerah! Jalani saja semuanya. Mungkin ini akan baik.

Hampir setahun lalu...
Bukan waktu yang pendek untuk ku menyadari banyak hal.

Arti keluarga. Mama dan perjuangannya. Memeluknya (yang jarang sekali ku lakukan). Sahabat. Yang akan berbagi suka dan duka. Menjadi keluarga kecil ke-2. Yang akan benar-benar marah saat aku ’terbukti’ bersalah. (thanks kuda kepang! I will be miss u soo). Juga mereka yang ku tinggal. Seperti apapun aku mengelak dan mengatakan ‘aku akan bisa tanpa mereka’, toh tetap jua! aku kosong dan hilang arah tanpa mereka.

Film itu mulai terekam tak beraturan. Yang berikutnya malah nisan papa.
’ya Rahman...seperti mata air yang mengalir deras dari rimbun pepohonan kaki gunung, buatlah demikian atas segenap kebaikan, amal zariyah, dan nama indah papa kami. Amin.”
(Tere-liye : Moga Bunda di Sayang ALLAH)

Ku rindu dia. Wajah keriputnya. Senyum getirnya. Badan ringkiknya. Rambut putihnya. Keringat di peluhnya. Aku ingin bertemu. Memeluknya. Menunjukkan lembar kertas ini untuknya. Ku ingin dia melihat aku. Anaknya. Yang selalu disebut dalam do’anya. Yang membuat badannya renta (tak sesuai umurnya) untuk makan dan melihat anaknya ’sukses’. Yang selalu dia banggakan. Betapa aku rindu ya Rabb ....

’ocehan’ bapak selesai. Film itu kini memutar masa depan.

’aku memiliki segalanya!!’

Ah! Aku takut aku berubah!
Menjadi sombong, angkuh dengan segala yang ku punya. Menjadi aku yang menggunakan ‘harta’ tak pada tempat dan porsinya. Menjadi aku yang tak lagi melihat ke bawah. Mendongak ke atas seakan AKU BERKUASA! Seakan aku punya segala! Seakan aku lebih baik dari mereka yg ada d luar sana....

Film itu mulai terhenti perlahan,,,
Senyum merekah ke-24 sahabat mengembang. Ada juga yg getir karena tak sesuai harapan. Sudahlah. Lauh mahfudz sudah tertulis begitu! Mau apa lagi??

’maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?’

Akankah sujudmu lebih sedikit dari mereka yang tak punya di bandingmu? Mereka yang ingin mendapat rizki sepertimu? Mereka yang berharap berada pada posisimu? Mereka yang bersusah payah untuk makannya (hanya makan!) hari ini (bukan esok). Hanya untuk hari ini! Dan esok jg sama. Berjuang untuk hari ini.
Masih pantas mengeluh sahabatku? Masih mengira tak beruntung? Masih merasa tak cukup? Masih berencana tak jujur? Masih bertanya ’apakah Tuhan ADIL?’ Jangan bebal menjadi hamba!

’maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?’

DIA menjawab ”KU berikan kau rizki dari arah yang tidak di duga-duga”

*akhir penantian dan awal perjuangan
Teruntuk wajah kurus, keriput, pemilik senyum getir yang selalu ku rindukan
(this only for you dad.... miss u much)
24.09.2010

Comments

  1. haha, lav u pull ul sayangkuww..
    mari berjuang bersama!

    Membuat para ayah bangga! walau takkan pernah melihat senyum kebanggaan merekaa lgi..

    Lav my dad soo...
    soooo mmmuuucccchhh :'( :)

    Ayoo..ayooo...
    banyak yg menunggu kita...
    karna rizki ini bukan saja milik kita..


    muuach :*

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri