janji-janji kebaikan
Bismillah.
Kemarin. Menjelang azan magrib berkumandang. Gadis kecil berumur sekitar 10-12 tahun masih lantang berteriak. Meneriakkan nama kue yang ia jajakan. Yang saya tau, tiap pagi ia juga melakukan hal yang sama.
Melihat si gadis kecil, saya jadi ingat masa kecil dulu, kurang lebih sama seperti itu, nenek yang akan menggoreng pisang dan saya dengan riangnya akan menjajakan ke seluruh pelosok negeri Wayame. Hehe..
Ya... bakalan riang kalau semua pisang goreng saya laku sebelum dijual tanpa harus teriak-teriak lagi, dan akan cepet lelah kalau ternyata rezeki kami belum semeriah rizki kemarin. Dan nenek akan dengan ramahnya meminta saya istirahat saja. ;)
So miss u nek.. :* Semoga Allah menempatkanmu di tempat-Nya yang terbaik.
*Back to topic.
Setiap orang punya jalur rizkinya masing-masing. Well. Saat itu juga saya merasa jadi hamba yang terlalu banyak mengeluh. Apalagi melihat tumpukan laporan Senin kemarin. Uh! #ditimpukberkas
Maka setiap hamba sudah sepatutnya berusaha. Jangan lupa diiringi do'a. Do'a minta jadi kaya juga boleh, kata Ust. YM gak salah berdoa kayak begitu, kan Allah Maha Kaya. Nah, yang salah itu kalau do'anya minta kaya, tapi habis do'a langsung cuci tangan-cuci kaki-nae tampa tidor. Do'anya gak dibarengi usaha, gak dibarengi sedekah, gak dibarengi bersyukur. Sama aja nunggu hujan duit.
Saluut saya buat si gadis kecil. Ketika mungkin banyak orang yang menggapai rizki dengan cara instan, maka dia tetap dengan cara yang halal. :)
Eh, belum nyambung sama judul ya..
Sebenarnya kalimat itu pertama kali saya baca dari bukunya Bang Tere. Saya pribadi jadi terpesona sama kalimat itu. Janji kebaikan. Semua yang Allah takdirkan itu baik. Maka untuk seorang mukmin, semuanya akan menjadi baik. Saat ditimpa musibah. Saat lagi banyak berkah. Baik. Baik. Baik. Semuanya baik.
Maka janji kebaikan itu sifatnya pasti. Saat pagi, saat embun menggelayut manja dedaunan. Saat Sore, saat senja mewarnai langit dengan lukisannya. ;)
Maka janji-janji kebaikan hanya berlaku untuk meraka yang memang percaya pada kebaikan. Yang tetap bersyukur dengan kehidupan, sehingga tak ada kekhawatiran pada esok-lusa.. ;)
Tulisan ini berlaku buat saya pribadi (dan juga untuk yang baca dan mau memahami)
Sekian dan terima kasih. Kebetulan otak saya udah mulai error, kapan-kapan di bahas lagi. Semoga bermanfaat...
Wallahu'alam
Kemarin. Menjelang azan magrib berkumandang. Gadis kecil berumur sekitar 10-12 tahun masih lantang berteriak. Meneriakkan nama kue yang ia jajakan. Yang saya tau, tiap pagi ia juga melakukan hal yang sama.
Melihat si gadis kecil, saya jadi ingat masa kecil dulu, kurang lebih sama seperti itu, nenek yang akan menggoreng pisang dan saya dengan riangnya akan menjajakan ke seluruh pelosok negeri Wayame. Hehe..
Ya... bakalan riang kalau semua pisang goreng saya laku sebelum dijual tanpa harus teriak-teriak lagi, dan akan cepet lelah kalau ternyata rezeki kami belum semeriah rizki kemarin. Dan nenek akan dengan ramahnya meminta saya istirahat saja. ;)
So miss u nek.. :* Semoga Allah menempatkanmu di tempat-Nya yang terbaik.
*Back to topic.
Setiap orang punya jalur rizkinya masing-masing. Well. Saat itu juga saya merasa jadi hamba yang terlalu banyak mengeluh. Apalagi melihat tumpukan laporan Senin kemarin. Uh! #ditimpukberkas
Maka setiap hamba sudah sepatutnya berusaha. Jangan lupa diiringi do'a. Do'a minta jadi kaya juga boleh, kata Ust. YM gak salah berdoa kayak begitu, kan Allah Maha Kaya. Nah, yang salah itu kalau do'anya minta kaya, tapi habis do'a langsung cuci tangan-cuci kaki-nae tampa tidor. Do'anya gak dibarengi usaha, gak dibarengi sedekah, gak dibarengi bersyukur. Sama aja nunggu hujan duit.
Saluut saya buat si gadis kecil. Ketika mungkin banyak orang yang menggapai rizki dengan cara instan, maka dia tetap dengan cara yang halal. :)
Eh, belum nyambung sama judul ya..
Sebenarnya kalimat itu pertama kali saya baca dari bukunya Bang Tere. Saya pribadi jadi terpesona sama kalimat itu. Janji kebaikan. Semua yang Allah takdirkan itu baik. Maka untuk seorang mukmin, semuanya akan menjadi baik. Saat ditimpa musibah. Saat lagi banyak berkah. Baik. Baik. Baik. Semuanya baik.
Maka janji kebaikan itu sifatnya pasti. Saat pagi, saat embun menggelayut manja dedaunan. Saat Sore, saat senja mewarnai langit dengan lukisannya. ;)
Maka janji-janji kebaikan hanya berlaku untuk meraka yang memang percaya pada kebaikan. Yang tetap bersyukur dengan kehidupan, sehingga tak ada kekhawatiran pada esok-lusa.. ;)
Tulisan ini berlaku buat saya pribadi (dan juga untuk yang baca dan mau memahami)
Sekian dan terima kasih. Kebetulan otak saya udah mulai error, kapan-kapan di bahas lagi. Semoga bermanfaat...
Wallahu'alam
Comments
Post a Comment