Abu-abu

Kali ini semuanya serba mellow. Entah.
Lebih mudah menulis ketika hati dihujani yang serba mellow.
Bukan menangis tersedu, hanya sebuah rasa yang singgah dan berwarna abu-abu..

Bila esok tak lagi sama? Adakah jauh lebih baik dari hari ini?
Mungkin benar hanya sepihak! Tapi, akan adakah keputusan lebih baik bila kita membicarakannya terlebih dahulu?
Siapa yang memulai? Dan kapan?
Mengapa kemudian si hati yang tersenyum ketir?
Dan bukan kepalsuan jika kemudian minoritas dari kami berucap: "sudah saatnya pergi..."
Ya! Hanya minoritas kami yang tak mau bablas dengan akhir yang kosong.
Percayalah sobat! Kebanyakan hanya tersandung cinta bukan jatuh (MT)

Tak kemudian aku menjadi benar dan bijaksana.
No, i'm not a wise person.
Tapi aku adalah pemimpi ulung yang akan menempatkan diriku pada posisi yang sama denganmu. Tak sama persis, namun aku cukup tau.

Ketika hati dihujani jutaan rasa.
Kagum, lalu rindu,, hingga abu-abu,,,
Someday you just wanna cry
Duh Rabbi.. Kenapa wanita harus lebih peka hatinya??

Hey!
Aku pernah menangis untuk lelaki! Aku pernah tau rasanya kosong dan sepi hingga mengisinya dengan (kesandung) cinta!
huhuuu...
Sakit.. tapi lihatlah aku sekarang.
Taller, Stronger, Better than before (minjem lagunya Mas Guy Sebastian.. ^^)

Mungkin hanya itu,
Mengingatkan kembali kepada abu-abu yang belakangan ini menghiasi warna hati diantara kami.. :)

10.08.2011, 11:47, Ramadhan #day10
Diantara pengajian rutin
*maaf ustadz, gak konsen sama ceramahnya ^^

Comments

  1. Hmm...
    Ini proses. Mungkin ada yang berpikir "belum saatnya yang kayak2 gitu, tuaa!", tapi yang seperti ini memang ada di usia kami! Dan tidak munafik, kami dan mereka pernah merasanya. Perasaan abu-abu.

    ReplyDelete
  2. satu lagi pemilik hati abu2....
    haha :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri