Dialogue


Dia menghampiriku.
Tersenyum. Kaku. Suasana yang kaku.
“apa kabar?”
“baik” jawabku
“silent is gold? Kau yakini itu?”
“tak selalu seperti itu”
“lalu?”
“kebiasaanmu yang banyak tanya itu belum berubah!”
“jawab saja dulu” menatapku
Suasana ini benar-benar kaku.
“aku tak punya jawaban”
“oh ya…? Bagaimana rasanya tak punya jawaban?”. Sinis.
Diam. Menunduk.
“masih ingin mendengarkanku? Diammu mungkin tak akan menyelesaikan masalah.”
Memotong. “aku tak punya masalah!!”
“dengarkanlah dulu…” menatapku tajam. “lihatlah kini, adakah kebaikan yang timbul dari diammu? Bisakah kamu mengerti bahwa kami, dia… menyayangimu”
“aku tau…”
“sekedar tau tak akan cukup!! Seharusnya kamu mengerti…mengertilah… kau membuat segalanya menjadi rumit. Dia bukan orang lain dihatimu”
“maaf…”
“bicaralah padanya…”
Menatapnya. “aku tak tau harus memulai dari mana”
“setidaknya kau berusaha. Tak hanya diam saja. Dia mengkhawatirkanmu. Tak ada balasan sms, tak juga telponnya kau angkat. Terlalu lama kau diam dek”
Hening.
“aku tak bermaksud diam. Walau itulah yang terjadi kini. Bukan maksudku membuatnya khawatir apalagi marah. Aku sungguh tak punya jawaban. Bukan tak ada, tapi tak punya. Suatu hari akan ku jelaskan padanya. Akan. Entah kapan…”

Epilog
“kau masih ingat Tania?”
“hm…”
“ingat apa yang dikatakannya??
Katakanlah… walau itu tak berarti apa-apa…”

#justcry
Maaf kak, untuk kesekian kalinya aku membuatmu bingung dan khawatir :’(
@Office, 19.08.2011, 16:40, Ramadhan #day19

Comments

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri