Sometimes it’s too rain..

Sejak kapan aku menyukai hujan??
Ng.. mungkin sejak seorang sahabat (baca: musuh besar) mengenalkanku pada hujan. Terlebih lagi ketika Bang Tere pernah menyinggung sebuah kalimat: “Orang yang membenci hujan adalah orang yang tak pernah membaca kitab-Nya”. No.. dulu aku bukan membenci hujan, tapi hanya panik tak beralasan. Aku takut kebanjiran. Apalagi bila hujan diiringi melodi petir dan geledek. Tambah ciutlah nyali ku. Bila malam tiba dan hujan turun seperti itu, maka aku akan terbangun dan mengendap-ngendap ke kamar mama-papa, tidur di bawah kaki mereka. ;)

Cuaca kota kelahiranku tercinta, Ambon. Sejak Mei kemarin sepertinya hujan enggan berhenti, maka aku pun melanglang buana bersamanya. Hujan yang ritmis, hujan yang penuh, gerimis, rintik, hujan yang menari-nari. Bersama deadline yang sepertinya enggan menepi.

Sometimes it’s too rain.
Aku ditemani sisa-sisa hati, rindu yang tiba-tiba menyapa. Ngilu. Mellow.
Perlahan. Kemudian terbentuk sebuah warna abu-abu. Kemana aku?
Mungkin benar aku harus menyadari beberapa hal.
Aku masih saja cengeng. Huuhu.. terserahlah…
Masih saja suka mengeluh… (berubahlah Nu sayang!)
Dan aku (ternyata) masih egois!
Banyak hal disekelilingku yang kemudian membenarkan satu hal yang terakhir itu. Yah! Aku perlu sekali-kali egois sobat! ^^ Bukan untuk membuatku merasa berkuasa, tapi hanya untuk membuatku menikmati sepenggal hidup yang tersisa.

Sometimes it’s too rain.
Aku diantara mereka yang menyayangiku. Tentu saja. Keluarga, sahabat.
Pernah terlintas sebuah pertanyaan: hey! Siapa yang mulai duluan?
Sms-an gila, status facebook, atau ocehan-ocehan yang penting-gak penting menghiasi monotonitas kantor yang kita lalui. We are Imbisil? Huaha.. :D
It’s rainy now. Bukan di luar sana. Tapi dihatiku. Mengenang kalian dalam jutaan gigabyte. Aku rindu. Dalam diam yang aku simpan sendiri. Entah ada namaku dalam list do’a kalian, tapi kalian ada dalam list do’aku. Tempat aku menyandarkan separuh beban, tempat aku menemukan sepenggal hati yang sempat hilang. #justcry

Sometimes it’s too rain.
Menatap jalanan kota Ambon dari jendela lantai 3 ruanganku. Basah. Sejak kapan aku suka menatap lalu lalang mobil? Ng… mungkin karena hujan yang membasahi jalanannya, mungkin karena harum aspalnya, mungkin karena aku tak menemukan cara lain untuk menikmati hujan kali ini.

Perlahan terjadi lagi dialog itu. Hey! Aku menyayangimu.
Aku hanya diam dan menatap bisu. Memutar mundur penggalan film tentang dulu. Aku disana. Dan kini tak lagi.

Sometimes it’s too rain.
Just rain.
Tak ada lagi aku yang begitu rindu. Aku yang menangis tersedu. Hanya aku yang diam dan tersenyum kaku.

09.08.2011, 12:55
Ramadhan #day9
Meresapi hati yang berkedip, biru**abu-abu**biru**…

Comments

  1. hui...
    aku baru di blogg...

    foloww me gih.. :D, biar bisa minta saran n sharing pengetahuan tentang blog..
    salam kenal dan thanks juga sebelumnya,



    happy blogging!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri