Sukuisme, iyakah?
Ini sebenarnya hasil diskusi atau mungkin perdebatan kecil yang sifatnya hanya sekedar becandaan dengan seseorang yang tak bisa ku sebutkan namanya. Gak penting juga kali ya.. hehe
Inti perdebatannya: setiap orang akan tetap lebih cinta pada tanah lahirnya.
Gak salah kan? Sejauh apapun kaki pernah berpijak, tetap rindu pada rumah juga. Ambon Manise.
Serunyam apapun kondisinya atau menurutku kerunyaman itulah yang menahanku untuk tetap berada disini.
Bukan! Bukan tak ingin melihat dunia luar, justru ingin sekali. Tapi inginku adalah membangun tanah lahirku sendiri. Sambil menjelajah seantero isi bumi, as much as possible.
Dan tentang apakah ada seseorang yang mau menemaniku menggenapkan kegilaan ini?
Lauh mahfudz-ku sudah tertulis rapi ;)
Inti perdebatannya: setiap orang akan tetap lebih cinta pada tanah lahirnya.
Gak salah kan? Sejauh apapun kaki pernah berpijak, tetap rindu pada rumah juga. Ambon Manise.
Serunyam apapun kondisinya atau menurutku kerunyaman itulah yang menahanku untuk tetap berada disini.
Bukan! Bukan tak ingin melihat dunia luar, justru ingin sekali. Tapi inginku adalah membangun tanah lahirku sendiri. Sambil menjelajah seantero isi bumi, as much as possible.
Dan tentang apakah ada seseorang yang mau menemaniku menggenapkan kegilaan ini?
Lauh mahfudz-ku sudah tertulis rapi ;)
Suku-isme? Aku rasa tidak!
Yang aku tau, itu tentang cinta saja :p
cinta kampung halaman = sukuisme???
ReplyDeleteterkadang memang begitulah adanya, Nu...
seperti sakit hati saat dibilang ternate bukan Indonesia
seperti iri hati melihat orang lain tidur di kamar sendiri dan kita nge-kost
seperti rindu masakan ibu tapi yang tersedia hanyalah pemberian tetangga
dan banyak seperti yang kembali hanya menambah arti...
tapi,,
ingatlah...
pergi = menghargai kepulangan
ingat pergi = rindu pulang
dan ada yang lebih indah dari pada rumah sendiri...
yaitu saat kau menemukan rumah ditempat kau berpikir tidak akan pernah menemukannya
it's called homesick.. isn't it?
ReplyDeletemungkin seperti itu...
ReplyDeletemungkin juga bukan seperti itu..
setiap bacaan has different meaning based on reader's feeling
my feeling?
ReplyDeleteI doubt how to describe it.