Listen. Listener. #2
This is part 2.
Saya mencoba menghilangkan diri sejenak, pada saat yang bersamaan ketikaternyata saya juga butuh untuk didengarkan. Ngomong sama tembok saja Nu!
Saat rindu begitu menyesak. Saat menangis rasanya melegakan. Bukankah selalu begitu?
Saat ku kira air mata dapat terkuras habis dan diam adalah pilihan terakhir. Dan tentu saja konsekuen dengan semua tanggung jawab! Face it Nu! Don't run (again)!!
Saat Kak Ama dengan baik hatinya berkata: "kakak gak marah"
Aih kak, maaf buatmu pusing kesekian kali.
Dan untuk kembali menjadi listener, mungkin saya butuh waktu beberapa saat lagi.
I'll call you dear. but not now. Mengertilah. :)
Saya mencoba menghilangkan diri sejenak, pada saat yang bersamaan ketika
Saat rindu begitu menyesak. Saat menangis rasanya melegakan. Bukankah selalu begitu?
Saat ku kira air mata dapat terkuras habis dan diam adalah pilihan terakhir. Dan tentu saja konsekuen dengan semua tanggung jawab! Face it Nu! Don't run (again)!!
Saat Kak Ama dengan baik hatinya berkata: "kakak gak marah"
Aih kak, maaf buatmu pusing kesekian kali.
Dan untuk kembali menjadi listener, mungkin saya butuh waktu beberapa saat lagi.
I'll call you dear. but not now. Mengertilah. :)
Comments
Post a Comment