June 2009
Ketika aku bilang : “bolehkah aku
meminta?”
DIA bilang : “AKU malu, jika kamu datang
pada-KU, dan AKU membiarkanmu pulang
dengan tangan kosong”
Ketika aku bilang : “bolehkah aku
berdo’a?”
DIA membalas : ”berdo’alah pada-KU,
niscaya AKU kabulkan”
Aku bilang : “kenapa aku di beri ujian?”
DIA jawab : “tidak dikatakan beriman,
jika kamu belum di uji”
Aku mengeluh : “tapi ujian ini berat!”
DIA jawab : “AKU berikan padamu karena
AKU tau kamu sanggup memikulnya”
Aku bilang : “kenapa aku?”
DIA jawab : “karena kamu adalah umat
pilihan”
Ketika aku meragu : “sayangkah ENGKAU
padaku?”
DIA berkata : “kasih sayang-KU melebihi
sayang ibumu padamu”
“Adakah ENGKAU menjauh dariku?”
DIA jawab : “tidak! AKU begitu dekat
denganmu, disetiap sujudmu”
Aku galau.
DIA berbisik : “ingatlah pada-KU,
niscaya kamu akan tenang”
Aku butuh pertolongan.
DIA bersuara : “sebaik-baik penolong
adalah AKU”
Ketika ku cicil rasa syukur ini
pada-NYA, DIA bayar kontan seluruh nikmat pada-KU.
Ku datangi DIA dengan berjalan, DIA
menghampiriku dengan berlari.
Saat aku tak lagi menangis dalam do’aku,
DIA bilang : “AKU rindu tangis itu….”
Adakah aku juga pernah rindu bersua
dengan-NYA?
Rabbi…
Bolehkah aku menadahkan tangan lagi?
Titip rinduku untuk papa.
Terangi dan lapangkan kuburnya.
Ampuni segala dosanya.
Izinkan kami bertemu dalam akhir
perjalanan panjang yang indah itu.
Ku tau ENGKAU tak pernah bosan mendengar
pintaku…
*setelah tersentak lagi
02.06.2009
Comments
Post a Comment