Melepaskan. Dilepaskan (2)

Aku mencintaimu sejak dulu.
Sejak remah roti pertama di ujung koridor kelas.
Aku mencintaimu sejak dulu.
Sejak malam dengan api unggun di rerumputan hijau halaman sekolah.
Aku mencintaimu sejak dulu.
Sejak hujan merapal harum aspal sepanjang perjalanan pulang.

Sejak itulah aku mencintaimu.
Dalam diam berkepanjangan. Dalam doa tak berkesudahan.

Hari ini cinta itu masih sama.
Bahkan mungkin semakin meninggi menembus mimpi.
Tapi hari ini aku ingin mencintaimu lebih.

Sejak pertama aku mencintaimu, aku hanya belajar tentang diam.
Aku hanya belajar mencintai tanpa mengasa dalam rasa.
Tapi aku lupa belajar tentang satu hal. Melepaskan.
Maka biarkanlah kali ini aku memahami itu dengan cara ku.

Jika kau tanya kenapa, akan ku jawab dengan sederhana.
Karna kamu bukan milikku, bukan milik siapapun, kecuali Pencipta mu, Pencipta kita
Aku tak sanggup bertingkah pemilik hingga lupa pada pemilik sesungguhnya.
Kelak jika takdir baik mempertemukan kita, maka akan ada saatnya.
Saat cinta mengangkasa menyatu dengan cinta-Nya.
Saat gunung hingga bumi turut menjadi saksinya.
Saat doa menembus langit bersama ribuan malaikat-Nya.

Aku mencintaimu, tapi kini beginilah caraku mencintamu.
Melepaskan hingga cinta mengutuh pada cinta-Nya.
Hingga kelak cinta merona merah bersama senja.
Hingga kelak cinta menyapa pagi dengan tengadah doa dan malam dengan sujud saat sepertiga malam.
Hingga cinta membulir syukur, berkah, sakinah, mawaddah, warahmah.

Aku mencintaimu sejak dulu, hingga kini, dan nanti saat kita bertemu...

Selamat datang Agustus...
Bangunkan aku saat Desember menghampirimu.

Comments

  1. su lama seng baca blog,,ul tulisan makin keren ajah :)..

    ReplyDelete
    Replies
    1. tangkyu.. tengkyu... tapi zn ada uang receh.. :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri