Daisy. Hujan. Langit. Malam. Perjalanan. Senja. Semesta.
|| Jika mimpimu tak mampu membuatmu semakin dekat dengan Allah, maka mungkin mimpimu tak sebesar itu.
Nazwa Fauziah
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
-
Kali ini pamer ponakan dulu ye....
Ini Ponakan ane yang kesekian... Sibungsu dari empat bersaudara yang kakak-kakaknya cowok semua :D
*pernah senasib gue deh... :D
Nazwa emang cocok buat jadi bintang iklan produk bayi.... ;)
the book Baiklah. Ini bukan hobi baruku, namun sudah beberapa kali aku melakukannya. Menulis resensi atau lebih tepatnya menulis tentang hal-hal menarik tentang buku yang ku baca, tentang pelajaran yang ku ambil, tentang kisah yang berkaitan dengannya, tentang tokohnya, tentang alur ceritanya, tentang apa saja yang berkaitan dengan buku itu. Aku bukan penulis berbakat. Tentu saja. Namun aku menyadari, ternyata lebih mudah menulis daripada berbicara. Apalagi ditambah aku yang suka ciut nyali mendengar komentar negative orang lain. Uh! Mental kerupuk… ^^ Selamat pagi. Yang pasti aku menulis ini tidak saat pagi. Tapi buku yang kubaca kali ini memuat kalimat yang sama pada bab pertamanya. Selamat pagi. Untuk janji yang indah hari ini, untuk malam yang terlewati sebelumnya, untuk kisah dan harapan yang menggelayut diujung dedaunan. Tentang pagi bagiku. Kadang kala aku tak sempat mengucapkan selamat pagi. Sibuk dengan pikiranku yang melanglang buana. Menghembuskan nafas panjang mem...
Si merah. Salah satu yang papa tinggalkan, salah satu yang begitu berkesan. Dan malam ini aku mengingatnya. Si kecil yang lucu dan manja. Yang selalu ke jenguk sebelum berangkat sekolah. Yang akan ku buatkan api unggun sebagai penghangat di malam hari. Yang senang jika lehernya ku elus. Manja. Yang senang bermain dan berlari-lari di halaman rumah. Yang akan merengek dimalam hari. Berteriak di jam 3 pagi. Membuat gaduh seisi rumah. Panik. Jangan sampai si merah tak mendapatkan yang ia mau. Haha, Aku rindu masa itu. :) Mama terbangun, dan akan membangunkanku ketika si merah sudah berteriak manja di depan rumah. Dia menunggu tepat didepan pintu. Menunggu sebotol kecil bubur hangat yang sudah dihaluskan dan agak cair. Makanan kesukaannya. Dia akan diam jika sudah selesai meminumnya. Lalu kembali tidur dekat api unggunnya dan esok malam melakukan lagi hal yang sama di jam 3 pagi. :) Aku terngiang masa itu. Kadang terasa menyebalkan. Namun ketika aku kehilangan si merah, a...
Hujan Pertama di Bulan Juni Kamu hanya perlu menikmatinya. Menutup mata sembari mengikuti irama tariannya. Meresapi dalam dalam nyanyiannya. Bila akhirnya hatimu gerimis bersama gerimisnya. Bila akhirnya pelupuk matamu basah bersama derasnya.. Larutlah. Tengadahkan tangan dan biarkan rintiknya menempus telapak. Berbisik tentang rindu yang sesak, tentang mimpi yang mengendap. Lalu seolah sedang memutar ulang cerita-cerita tentang kenangan. Gigabyte yang sama. Langit yang sama. Biru-abu-abu yang sama. Hujan yang sama. Jika suatu hari kita bersua dan kamu bertanya mengapa aku tak pernah lupa, maka inilah jawaban yang aku punya. Karena aku tak pernah belajar tentang melupakan. Aku hanya belajar tentang melepaskan. Dua hal yang berbeda yang mungkin tak pernah kamu mengerti, karena kamu... pada hari tu... menjadi yang dilepaskan... Aku tak ingin lupa, karena dengan mengingatmu adalah caraku merindukanmu. Aku belajar menikmati sepenggal duniaku tanpamu. Aku meme...
Yup, stuju... :)
ReplyDeleteAsal jangan kau culik aja nek.. :P
ReplyDelete