Confession

You never see the way I looking to your eyes | You never realise the love I feel inside | Pain and sorrow than haunted me | Cause words are left unsaid to you
Sebenarnya bingung juga lagu ini dari siapa ke siapa. Iya kan?
Pada akhirnya kalimat penutup kemarin hanyalah sebuah tanya.
"Kenapa sekarang? Tak sedari dulu?"

Kalau pertanyaan ini sebenarnya bukan buatmu, tapi buatku sendiri.
Pada saat itu aku hanya yakin pada jawabanku.
"Demi dirimu sendiri, jangan karena aku"

Entah kau mengerti, entah tidak.
Yang pasti kita berdebat tak penting lagi. Like always :')

Pada satu titik, aku akhirnya merasa kehilanganmu.
Merasa kehilangan seseorang yang ku ingin selalu ada tanpa perlu lelah merasa.
Entah kamu?

Aku merunduk lagi, meraba jawaban.
Adakah aku salah? Untuk mencari pembenaran atas apa yang ku yakini sebagai jawaban terbaikku.
Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
Sebuah jawaban.
Karena mungkin kita tak seiringan, berseberangan, tak dalam jalur yang sama.
Kalau kelak akan menjadi kita, akan ada jalan bukan?
Jika kemudian hanya sebatas aku, sebatas kamu. Aku sudah lebih dari siap.
Dan kelak setelah ini semuanya berubah, menjadi pernah aku.... pernah kamu... pernah...
Aku hanya masih berharap tak ada yang berubah. Tak satupun dari kita.
Aku hanya masih berharap, suatu hari di persimpangan kita berjumpa.
Kembali menjadi seperti semula, tanpa pernah lelah merasa.

Sudahlah. mungkin lagi itu tetap untukku saja.
But without pain and sorrow. Do you?

Comments

Popular posts from this blog

Friend Love Ship ~ Ifa Avianty

Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis

Ferry Spot ~ KMP Tenggiri