Dari ‘Aisyah ra. saya berkata: Saya bertanya kepada Nabi saw: “Pernahkah engkau mengalami penderitaan yang lebih berat dari perang Uhud?” Beliau menjawab: “Sungguh, aku telah mendapat penderitaan karena (perbuatan) kaummu sedangkan yang paling berat adalah pada hari Aqabah. Ketika aku menyempatkan diri untuk mengajak putera Abd Jalil bin Kulal, ia tidak menyambutku sebagaimana harapanku. Kemudian aku pergi dengan perasaan sedih sekali dan tidak sadar. Namun sesampai di Qarnuts Tsa’alib aku sadar dan mengangkat kepalaku. Waktu itu aku dinaungi oleh awan. Setelah aku memandangnya, ternyata disitu ada malaikat Jibril as. ia memanggilku seraya berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala mendengar kaummu mencela dan menolak ajakanmu. Dan Allah mengutus malaikat penjaga gunung untukmu. Ia akan memenuhi apa saja yang kamu kehendaki untuk menyiksa mereka.’ Kemudian malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam seraya berkata: ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan kaummu, dan aku adalah malaikat penjaga gunung. Rabb telah mengutusku untuk memenuhi permintaanmu. Maka apakah yang kamu kehendaki? Apabila kamu menghendaki, akan aku runtuhkan dua gunung itu untuk menyiksa mereka.’ Nabi saw. menjawab: ‘Aku masih berharap, semoga Allah mengeluarkan dari tulang belakang mereka orang yang beribadah (menyembah) Allah Yang Maha Esa, dan mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (HR Bukhari dan Muslim)
Senja Bersama Rosie ~ Darwis Darwis
the book Baiklah. Ini bukan hobi baruku, namun sudah beberapa kali aku melakukannya. Menulis resensi atau lebih tepatnya menulis tentang hal-hal menarik tentang buku yang ku baca, tentang pelajaran yang ku ambil, tentang kisah yang berkaitan dengannya, tentang tokohnya, tentang alur ceritanya, tentang apa saja yang berkaitan dengan buku itu. Aku bukan penulis berbakat. Tentu saja. Namun aku menyadari, ternyata lebih mudah menulis daripada berbicara. Apalagi ditambah aku yang suka ciut nyali mendengar komentar negative orang lain. Uh! Mental kerupuk… ^^ Selamat pagi. Yang pasti aku menulis ini tidak saat pagi. Tapi buku yang kubaca kali ini memuat kalimat yang sama pada bab pertamanya. Selamat pagi. Untuk janji yang indah hari ini, untuk malam yang terlewati sebelumnya, untuk kisah dan harapan yang menggelayut diujung dedaunan. Tentang pagi bagiku. Kadang kala aku tak sempat mengucapkan selamat pagi. Sibuk dengan pikiranku yang melanglang buana. Menghembuskan nafas panjang mem...
Comments
Post a Comment