Note's #3
Last but not least..
Udah lama pengen ngepost, tapi entah kenapa baru nyadar kalo post-an-nya cuma sampe di FB doang... hehe ^^
'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ~ Tere Liye'
Aku menghela nafas panjang. Tanganku pelan menyentuh kaca yang berembun. Dingin seketika menyergap ujung jari, mengalir ke telapak tangan, melalui pergelangan, menerobos siku, bahu, kemudian tiba di hatiku.
Membekukan seluruh perasaan.
Mengkristalkan semua keinginan.
Malam ini, semua cerita harus usai.
Seperti menemukan bagian yang hilang dalam kehidupan kami. Entahlah. Saat itu aku berpikir. Berdoa. Semoga dia menjadi bagian dalam hidup kami.
Dan sungguh Tuhan, aku tidak tau apakah itu kabar baik atau buruk, ternyata Engkau mendengarnya.
Kebaikan itu seperti pesawat terbang, Tania. Jendela-jendela bergetar, layar teve bergoyang, telepon genggam terinduksi saat pesawat itu lewat. Kebaikan merambat tanpa mengenal batas. Bagai garpu tala yang beresonansi, kebaikan menyebarkan dengan cepat.
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.
Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah ke mana. Dan kami akan mengerti, kami akan memahami… dan kami akan menerima.
Post on FB: June 23, 2011 at 8:48am
Yummy book... wajib baca ya... ^^
Udah lama pengen ngepost, tapi entah kenapa baru nyadar kalo post-an-nya cuma sampe di FB doang... hehe ^^
'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ~ Tere Liye'
Aku menghela nafas panjang. Tanganku pelan menyentuh kaca yang berembun. Dingin seketika menyergap ujung jari, mengalir ke telapak tangan, melalui pergelangan, menerobos siku, bahu, kemudian tiba di hatiku.
Membekukan seluruh perasaan.
Mengkristalkan semua keinginan.
Malam ini, semua cerita harus usai.
Seperti menemukan bagian yang hilang dalam kehidupan kami. Entahlah. Saat itu aku berpikir. Berdoa. Semoga dia menjadi bagian dalam hidup kami.
Dan sungguh Tuhan, aku tidak tau apakah itu kabar baik atau buruk, ternyata Engkau mendengarnya.
Kebaikan itu seperti pesawat terbang, Tania. Jendela-jendela bergetar, layar teve bergoyang, telepon genggam terinduksi saat pesawat itu lewat. Kebaikan merambat tanpa mengenal batas. Bagai garpu tala yang beresonansi, kebaikan menyebarkan dengan cepat.
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.
Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah ke mana. Dan kami akan mengerti, kami akan memahami… dan kami akan menerima.
Post on FB: June 23, 2011 at 8:48am
Yummy book... wajib baca ya... ^^
the book |
Comments
Post a Comment